Seputaremas.co.id | 10 Februari 2025 Jakarta – Dunia telah berubah. Tidak ada lagi negara, tidak ada lagi perbatasan, tidak ada lagi identitas nasional. Semua yang dulu disebut bangsa dan negara kini hanya sejarah yang tertulis dalam arsip digital yang hanya bisa diakses oleh mereka yang berwenang. “Pemerintahan bukan lagi sesuatu yang dipilih, melainkan ditentukan, bukan oleh rakyat, tapi oleh satu entitas yang mengontrol segalanya.”
Di setiap sudut kota, layar-layar raksasa menampilkan wajah sang Pemimpin. Ia tidak memiliki nama, hanya sebuah gelar yang diucapkan dengan penuh ketundukan. “Pusat” adalah sebutan untuk sistem yang kini mengatur segala aspek kehidupan manusia. Tidak ada parlemen, tidak ada pemilu, tidak ada perdebatan. “Semua sudah ditentukan jauh sebelum seseorang lahir.”
Setiap individu dilengkapi dengan identitas digital yang terhubung langsung ke sistem pusat. Tidak ada uang tunai, tidak ada transaksi di luar pengawasan. “Setiap kebutuhan diberikan berdasarkan skor kepatuhan. Bekerja bukan lagi soal mencari nafkah, melainkan tugas yang harus dijalankan sebagai bentuk pengabdian.”
“Orang-orang berjalan dengan ritme yang sama, mengenakan pakaian yang seragam, dan menghindari percakapan yang tidak perlu. Kamera ada di setiap sudut, algoritma pemantau membaca gerakan, ekspresi, bahkan detak jantung mereka. Jika ada seseorang yang terlalu lama diam, terlalu banyak berpikir, atau mengajukan pertanyaan yang salah, mereka akan menghilang.”
Di dalam rumah mereka, tidak ada tempat yang benar-benar pribadi. “Semua percakapan diawasi, semua pemikiran dicatat. Koneksi ke jaringan informasi dikendalikan penuh, hanya menampilkan narasi yang sudah disetujui oleh Pusat. Tidak ada kebenaran lain selain yang diberikan kepada mereka.”
Seorang pria bernama Eidan berjalan di antara kerumunan. Ia tidak berbeda dengan yang lain, kepalanya tertunduk, langkahnya teratur, wajahnya tanpa ekspresi. Namun, di dalam pikirannya, ia masih ingat.
“Ia masih ingat dunia sebelum ini, saat manusia masih memiliki kebebasan untuk memilih, untuk mempertanyakan, untuk percaya pada sesuatu yang lebih besar daripada sekadar sistem.”
Tapi itu dulu. Sekarang, bahkan ingatan pun bisa dihapus. Mereka yang terlalu banyak mengingat akan menjalani “penyesuaian,” prosedur yang mengubah mereka menjadi bagian dari sistem yang sempurna tanpa perlawanan, tanpa keraguan, tanpa jiwa.
Di kejauhan, layar raksasa kembali menyala, menampilkan suara yang lembut namun tegas. “Ketertiban adalah kebebasan. Ketaatan adalah kehidupan. Kita adalah satu.”
Eidan mengepalkan tangannya di balik jubah seragamnya, tapi ia tidak berani mengangkat wajahnya. Ia tahu, di dunia ini, bahkan sekadar harapan pun adalah kejahatan yang tidak terampuni.
Anak-anak pergi ke sekolah dengan seragam yang sama, membawa buku yang sama, dan mendengar cerita yang sama tentang sejarah bangsanya. Mereka diajarkan siapa pahlawan dan siapa musuh, siapa yang benar dan siapa yang salah. Seorang bocah yang penasaran bertanya kepada gurunya, “Mengapa kita tidak membahas cerita lain?”
Sang guru tersenyum, tetapi di matanya ada sesuatu yang aneh, sebuah ketakutan, atau mungkin kelelahan. “Karena inilah yang harus kita pelajari,” jawabnya singkat. Bocah itu menunduk, menerima jawaban itu tanpa tahu bahwa di luar sana, ada begitu banyak kisah yang tak pernah diceritakan.
Di rumah, keluarganya menonton berita di televisi. Setiap saluran menyiarkan hal yang sama, seolah dunia hanya bergerak dalam satu arah. Ayahnya menghela napas, “Beginilah dunia sekarang,” katanya. Tetapi di luar layar kaca, di balik berita-berita yang dipilih untuk ditampilkan, ada kebenaran lain yang tertutup.
Di jalanan, poster besar tentang perdamaian dan keberagaman menghiasi dinding-dinding kota. Orang-orang berbicara tentang kebebasan, tetapi seorang lelaki tua yang pernah hidup di zaman berbeda hanya menggelengkan kepala. “Aku sudah melihat ini sebelumnya,” gumamnya. Namun, suara-suara seperti miliknya semakin jarang terdengar.
Di pasar, seorang pedagang kecil mencoba bertahan. Harga barang naik, uang terasa semakin tak bernilai, tetapi di layar ponsel, iklan-iklan terus menawarkan pinjaman instan, solusi cepat untuk kesulitan jangka panjang. Ia tahu ini perangkap, tetapi apa pilihan yang ia punya? Dunia telah dirancang agar ia terus berlari, terus mengejar sesuatu yang tak pernah cukup.
Di malam hari, seorang pemuda menatap layar laptopnya. Algoritma telah memilihkan untuknya apa yang harus ditonton, apa yang harus dipercayai, dan bahkan siapa yang harus dicintai. Ia berpikir bahwa ia bebas, bahwa pilihannya adalah miliknya sendiri. Tetapi jauh di dalam pikirannya, ada bisikan yang tak bisa ia abaikan, apakah aku benar-benar memilih, ataukah aku hanya mengikuti jalur yang sudah ditentukan?
Di pusat kota, gedung-gedung tinggi berdiri megah, bank-bank besar mengatur aliran uang yang menentukan nasib jutaan orang. “Tetapi siapa yang mengendalikan mereka? Siapa yang menentukan nilai sesuatu? Seorang pria bertanya pada dirinya sendiri, tetapi tak ada jawaban yang bisa ditemukan.” Yang ada hanyalah sistem yang berjalan seperti mesin, tanpa wajah, tanpa hati, dan tanpa belas kasihan.
Di ruang sidang, aturan dibuat dengan dalih keadilan. Tetapi mereka yang menyusunnya tahu bahwa hukum tidak selalu tentang keadilan, “hukum adalah tentang siapa yang memiliki kekuatan untuk menulisnya. Dan mereka yang berkuasa telah memastikan bahwa aturan-aturan itu hanya akan menguntungkan mereka.”
Di sebuah rumah sederhana, seorang ibu membisikkan doa sebelum tidur. Ia berharap anak-anaknya tumbuh dalam dunia yang lebih baik. Tapi ia juga tahu, dunia ini tidak berubah begitu saja. Ia tahu bahwa mereka yang memahami bagaimana segala sesuatu dikendalikan akan selalu menghadapi pilihan “tetap berjalan dalam ketidaktahuan yang nyaman?. atau membuka mata terhadap kenyataan yang menuntut keberanian untuk melawan?.”
Malam semakin larut, tetapi pertanyaan-pertanyaan itu tetap ada, berbisik di dalam kepala mereka yang berani mendengarkan, namun tidak berani mengungkapkan.
Tujuan Pax Judaicana dalam Dunia yang Sepenuhnya Tersentralisasi
Aspek | Tujuan Pax Judaicana | Dampak Global |
---|---|---|
Politik & Pemerintahan | Menciptakan tatanan dunia dengan kendali utama di tangan elit Zionis, menyingkirkan sistem alternatif yang bisa menjadi ancaman. | Semua negara tunduk pada kebijakan yang dikendalikan pusat kekuasaan, kedaulatan nasional melemah. |
Ekonomi & Keuangan | Mengontrol sistem moneter global dengan mata uang digital tunggal yang dapat diawasi dan dikendalikan. | Ketergantungan penuh terhadap otoritas pusat, hilangnya kebebasan finansial individu dan negara. |
Militer & Keamanan | Menggunakan kekuatan militer dan teknologi pengawasan canggih untuk memastikan kepatuhan global. | Oposisi akan ditekan dengan dalih keamanan, negara-negara takluk di bawah tekanan militer dan sanksi. |
Teknologi & Data | Memonopoli pengembangan AI, Big Data, dan sistem identitas digital untuk mengontrol akses informasi dan mobilitas individu. | Privasi individu hilang, algoritma AI menentukan pola hidup masyarakat berdasarkan kepentingan elit. |
Agama & Ideologi | Mendorong sinkretisme agama di bawah dominasi nilai-nilai yang dikontrol oleh elite Zionis. | Kehilangan identitas keagamaan yang autentik, nilai-nilai spiritual digantikan oleh dogma global baru. |
Media & Informasi | Mengontrol seluruh platform media dan membentuk narasi tunggal yang mendukung sistem global tersentralisasi. | Kebenaran menjadi relatif sesuai kepentingan penguasa, masyarakat tidak memiliki alternatif informasi yang valid. |
Sosial & Budaya | Menstandarisasi norma sosial dengan konsep yang mendukung homogenisasi global di bawah kendali elit. | Hilangnya keberagaman budaya, tradisi lokal terkikis oleh sistem nilai baru yang dipaksakan. |
Lingkungan & Sumber Daya | Memusatkan pengelolaan sumber daya alam dengan dalih keberlanjutan, tetapi sebenarnya untuk mengontrol akses dan distribusi. | Negara-negara kehilangan kendali atas sumber daya mereka sendiri, eksploitasi berlanjut dengan wajah baru. |
Kesehatan & Populasi | Mengatur populasi global melalui kebijakan kesehatan, vaksinasi wajib, dan program pengendalian kelahiran. | Masyarakat tidak bisa menentukan kesehatan dan reproduksi mereka sendiri, semua dikendalikan pusat. |
Hukum & Regulasi | Menetapkan sistem hukum global yang tunduk pada satu badan pusat tanpa mempertimbangkan perbedaan lokal. | Negara dan individu kehilangan hak-haknya, peradilan dikendalikan oleh kepentingan elit yang berkuasa. |
Dalam dunia yang sepenuhnya tersentralisasi, Pax Judaicana bertujuan untuk menciptakan sistem kontrol total dengan dalih stabilitas dan perdamaian global. Namun, di balik itu terdapat agenda dominasi yang mengorbankan kebebasan individu dan kedaulatan nasional demi kepentingan segelintir elit.
Dalam dinamika politik global, konsep otoritarianisme telah mengalami berbagai transformasi. Dua di antaranya, yakni pemerintahan Zionis Israel dan Paham Fasisme di masa lalu, meskipun lahir dari latar belakang yang berbeda, hal ini menunjukkan pola dominasi yang serupa. “Keduanya dibangun di atas dasar supremasi tertentu, dengan pendekatan agresif terhadap lawan politik dan penggunaan propaganda yang masif.”
Pemerintahan Zionis Israel, yang berakar pada ideologi Zionisme, sejak awal menempatkan kepentingan etnis Yahudi sebagai pilar utama keberadaannya. “Dukungan internasional, terutama dari negara-negara Barat, telah memperkuat posisinya dalam konflik berkepanjangan dengan Palestina dan negara-negara sekitar. Sementara itu, Idiologi Fasisme yang pernah berjaya di abad ke-20 membawa semangat nasionalisme ekstrem dengan satu tujuan utama, membangun negara yang kuat dengan kontrol penuh terhadap rakyat dan sumber daya.”
Kesamaan dalam pendekatan militer menjadi benang merah yang menghubungkan keduanya. “Israel terus memperluas kekuatan militernya dengan dalih keamanan nasional, sementara fasisme dalam sejarah selalu menjadikan angkatan bersenjata sebagai alat utama ekspansi dan kontrol domestik. Di balik itu, keduanya mengandalkan media sebagai sarana utama membentuk narasi yang mendukung legitimasi mereka, baik dalam negeri maupun di panggung internasional.”
“Namun, dampak dari pola pemerintahan seperti ini tidak dapat dipandang sebelah mata. Konflik yang berkepanjangan, penindasan terhadap kelompok yang dianggap sebagai ancaman, serta peran besar negara dalam mengontrol kehidupan masyarakat menjadi realitas yang tak terhindarkan. Bagi dunia internasional, pertanyaannya tetap sama, sampai kapan sistem ini dapat bertahan sebelum muncul gelombang perlawanan yang lebih besar? Atau ingin Menunggu Deklarasi Perang sebagai Ancaman Bersama? Setelah Semena-mena melakukan Pengusiran atau Penyinkiran serta Meanggar kedaulatan”
Perbandingan antara pemerintahan otoriterisme Zionis Israel dan paham fasisme berdasarkan berbagai aspek;
Aspek | Pemerintahan Otoriter Zionis Israel | Paham Fasisme |
---|---|---|
Ideologi Dasar | Zionisme, Klaim tanah berdasarkan sejarah dan agama, supremasi etnis Yahudi. | Nasionalisme ekstrem, otoritarianisme, pengutamaan negara di atas individu. |
Kontrol Pemerintahan | Didominasi kelompok elit politik dan militer, dengan pengaruh kuat dari organisasi Zionis global. | Dijalankan oleh pemimpin tunggal atau partai dengan kontrol penuh terhadap negara. |
Sistem Ekonomi | Kapitalisme terpusat dengan dukungan finansial besar dari luar negeri, termasuk AS dan Eropa. | Ekonomi terpusat dengan campur tangan negara, tetapi tetap mendukung swasta selama sejalan dengan agenda negara. |
Kebijakan Militer | Militerisasi tinggi, wajib militer, dan agresi terhadap wilayah Palestina serta negara tetangga. | Militer sebagai alat utama ekspansi dan dominasi, dengan penekanan pada perang sebagai alat pencapaian tujuan politik. |
Kontrol Sosial | Apartheid dan diskriminasi terhadap warga non-Yahudi, terutama Palestina. | Penindasan terhadap kelompok yang dianggap musuh negara, termasuk minoritas dan oposisi. |
Propaganda | Menggunakan media global dan institusi internasional untuk membenarkan tindakan mereka. | Menggunakan media dalam negeri untuk menciptakan kultus individu dan loyalitas absolut kepada pemimpin. |
Dukungan Internasional | Didukung oleh negara-negara Barat, terutama AS dan Uni Eropa, serta lobi kuat di PBB. | Tergantung pada aliansi tertentu, tetapi cenderung dikucilkan oleh komunitas internasional jika dianggap terlalu agresif. |
Perlakuan terhadap Lawan Politik | Kriminalisasi gerakan pro-Palestina, pembunuhan aktivis, dan pengawasan ketat terhadap kritik internal. | Penghapusan oposisi melalui represi, pengasingan, atau eksekusi langsung. |
Tujuan Utama | Menciptakan negara Yahudi eksklusif dan memperluas wilayah dengan alasan historis dan agama. | Membentuk negara kuat dengan supremasi nasional, sering kali melalui ekspansionisme. |
Dampak Global | Ketegangan geopolitik di Timur Tengah, konflik berkepanjangan, dan destabilisasi regional. | Mengarah pada perang besar atau konflik global akibat agresi politik dan militer. |
Baik “Otoritarianisme Zionis Israel” maupun “Paham Idiologi Fasisme” memiliki kesamaan dalam penggunaan militer, propaganda, dan represi terhadap kelompok tertentu, tetapi berbeda dalam basis ideologi dan pendekatan terhadap ekonomi serta dukungan internasional.
Aspek-Aspek Pembentuk Budaya Global dengan Tujuan Membangun Kesadaran Kolektif yang sudah di Manipulasi
Aspek, Metode yang Digunakan | Tujuan Terselubung dalam Kesadaran Kolektif | Dampak Jangka Panjang |
---|---|---|
Pendidikan, Kurikulum seragam, narasi sejarah tertentu, dan standar akademik. | Membentuk pola pikir generasi muda sesuai dengan agenda tertentu. | Generasi baru sulit berpikir di luar kerangka yang telah ditetapkan. |
Media & Informasi, Kontrol terhadap berita, film, musik, dan literasi digital. | Menanamkan perspektif tunggal tentang realitas sosial dan politik. | Masyarakat cenderung pasif dan menerima narasi tanpa pertanyaan kritis. |
Agama & Spiritualitas, Interpretasi agama yang dikontrol melalui lembaga tertentu. | Mengarahkan pola pikir masyarakat agar mengikuti otoritas tertentu. | Kebebasan beragama dapat tergeser oleh dogma yang telah dimanipulasi. |
Ekonomi & Sistem Keuangan, Penggunaan uang fiat, sistem perbankan, dan regulasi ekonomi global. | Menciptakan ketergantungan pada sistem yang dikendalikan oleh segelintir pihak. | Masyarakat kehilangan kemandirian ekonomi dan semakin dikontrol secara finansial. |
Teknologi & Digitalisasi, AI, Big Data, dan sistem pembayaran digital yang semakin luas. | Mengontrol akses informasi dan mengawasi aktivitas individu. | Privasi hilang, pola pikir masyarakat bisa diarahkan melalui algoritma. |
Sistem Hukum & Regulasi, Peraturan yang mengikat dengan dalih ketertiban dan keamanan. | Membatasi kebebasan individu untuk mempertanyakan sistem. | Masyarakat menjadi patuh tanpa menyadari adanya ketimpangan hukum. |
Sosial & Budaya, Kampanye sosial tentang gender, keberagaman, dan inklusivitas. | Mengubah nilai-nilai tradisional agar sesuai dengan agenda global. | Masyarakat kehilangan identitas budaya lokal dan beradaptasi dengan standar global. |
Lingkungan & Keberlanjutan, Narasi tunggal tentang perubahan iklim dan solusi energi hijau. | Memonopoli solusi tertentu yang menguntungkan pihak tertentu. | Alternatif lain yang lebih efektif atau mandiri diabaikan demi kepentingan elit. |
Politik & Ideologi, Demokrasi liberal sebagai sistem politik yang wajib diadopsi. | Menghilangkan alternatif sistem lain yang bisa lebih sesuai dengan karakter masyarakat. | Negara menjadi mudah dikontrol melalui mekanisme demokrasi yang bisa dimanipulasi. |
Setiap aspek budaya yang dibentuk memiliki tujuan tertentu, baik untuk stabilitas sosial maupun untuk kepentingan pihak yang memiliki kuasa. “Kesadaran kolektif yang dihasilkan sering kali bukan sekadar hasil evolusi alami masyarakat, melainkan agenda yang telah dibangun secara sistematis.”.
Bagaimana para elite global mengontrol pemerintahan melalui demokrasi dan politik luar negeri dengan berbagai mekanisme;
Aspek Mekanisme Kontrol | Dampak bagi Pemerintahan | Dampak bagi Masyarakat |
---|---|---|
Sistem Pemilu & Partai Politik, Pendanaan kampanye oleh korporasi global, lembaga internasional, dan NGO asing | Kandidat yang pro-elite global lebih mudah menang, kebijakan disesuaikan dengan kepentingan donor | Rakyat tidak benar-benar memiliki pilihan independen, pemimpin yang terpilih lebih mewakili kepentingan asing daripada kepentingan nasional |
Media & Opini Publik, Kendali atas media mainstream, penyebaran propaganda, dan sensor informasi alternatif | Narasi politik diarahkan sesuai agenda global, oposisi dapat difitnah atau dilemahkan | Masyarakat terpengaruh opini yang dikendalikan, sulit mendapatkan kebenaran objektif |
Lembaga Keuangan Global, Pengaruh IMF, Bank Dunia, dan investor besar dalam kebijakan ekonomi | Negara terjebak dalam utang dan ketergantungan pada pinjaman luar negeri | Kesejahteraan jangka panjang dikorbankan, pajak dan subsidi dikendalikan oleh kebijakan luar |
Regulasi & Perjanjian Internasional, Tekanan melalui WTO, WHO, dan perjanjian perdagangan bebas | Negara harus mengikuti regulasi global yang menguntungkan korporasi internasional | Produk lokal sulit bersaing, ketahanan ekonomi terganggu, biaya hidup meningkat |
Pengaruh LSM & NGO, Pembiayaan dan dukungan untuk gerakan sosial dan reformasi yang menguntungkan elite global | Kebijakan dalam negeri dapat dimanipulasi melalui “aktivisme” yang sejalan dengan kepentingan asing | Gerakan sosial bisa dimanfaatkan untuk mendukung kepentingan luar tanpa disadari masyarakat |
Sanksi Ekonomi & Isolasi Diplomatik, Tekanan ekonomi melalui embargo atau pembekuan aset jika suatu negara tidak patuh | Pemerintah dipaksa mengikuti kebijakan global untuk menghindari krisis ekonomi | Harga barang melonjak, inflasi meningkat, rakyat mengalami kesulitan ekonomi |
Militer & Keamanan, Penyediaan bantuan militer, pengaruh dalam kebijakan pertahanan negara | Kebijakan militer diarahkan untuk mendukung kepentingan luar, bukan kepentingan nasional | Masyarakat terjebak dalam konflik yang diprovokasi dari luar, stabilitas negara terancam |
Kontrol Teknologi & Infrastruktur, Ketergantungan pada teknologi asing dalam telekomunikasi, AI, dan infrastruktur digital | Data nasional rentan diakses oleh entitas luar, negara kehilangan kedaulatan teknologi | Privasi masyarakat dikompromikan, ekonomi digital dikuasai oleh perusahaan asing |
Pelemahan Budaya & Identitas Nasional, Promosi budaya global dan nilai-nilai tertentu sebagai standar universal | Nilai dan budaya lokal digeser demi kepentingan globalisasi | Masyarakat kehilangan identitas dan terpengaruh gaya hidup konsumtif |
- Demokrasi sering dijadikan alat kontrol oleh elite global melalui dana politik, media, dan kebijakan ekonomi yang menguntungkan mereka.
- Negara yang menolak tunduk pada kepentingan elite global akan menghadapi tekanan ekonomi, sanksi, dan isolasi diplomatik.
- Masyarakat sering tidak menyadari bahwa sistem politik yang mereka jalani telah dikendalikan oleh kepentingan luar, bukan kepentingan nasional.
- Kebijakan dalam negeri sering tidak lagi ditentukan oleh rakyat, tetapi oleh lembaga keuangan, korporasi, dan organisasi global yang memiliki kepentingan sendiri.
Solusi untuk Mengatasi Pengaruh Kontrol Elite Global
Aspek | Solusi bagi Pemerintah | Solusi bagi Masyarakat |
---|---|---|
Sistem Pemilu & Partai Politik | Menerapkan regulasi ketat terhadap pendanaan politik, membatasi dana asing, dan memperkuat transparansi pemilu. | Meningkatkan kesadaran politik, mendukung kandidat independen, dan menolak politik uang. (Ingat bahwa Demokrasi kita adalah Demokrasi Pancasila, bukan liberal) |
Media & Opini Publik | Membangun media nasional yang independen, memperkuat undang-undang anti-hoaks dan transparansi media. | Mengembangkan media alternatif, mengkritisi informasi, dan tidak mudah terpengaruh propaganda. |
Lembaga Keuangan Global | Mengurangi ketergantungan pada IMF dan Bank Dunia dengan memperkuat ekonomi domestik dan diversifikasi sumber pendanaan. | Menggunakan sistem ekonomi berbasis produksi dan kemandirian, mengurangi utang konsumtif. |
Regulasi & Perjanjian Internasional | Meninjau ulang perjanjian internasional yang merugikan, memperkuat industri lokal, dan mendorong perdagangan berbasis kebutuhan nasional. | Mengutamakan produk lokal, menolak regulasi yang merugikan kepentingan nasional. |
Pengaruh LSM & NGO | Membatasi peran NGO asing dalam kebijakan domestik, mewajibkan transparansi dana dan tujuan mereka. | Memahami tujuan NGO, tidak mudah terbawa agenda yang bisa merugikan kepentingan nasional. |
Sanksi Ekonomi & Isolasi Diplomatik | Memperkuat kerja sama dengan negara-negara yang memiliki visi kemandirian ekonomi, serta meningkatkan daya tahan ekonomi dalam negeri. | Mengembangkan ekonomi berbasis komunitas, mengurangi ketergantungan pada produk impor. |
Militer & Keamanan | Membangun kemandirian industri pertahanan, mengurangi ketergantungan pada teknologi militer asing. | Mendukung kebijakan pertahanan nasional yang mandiri dan menolak campur tangan asing. |
Kontrol Teknologi & Infrastruktur | Mendorong pengembangan teknologi dalam negeri, mengamankan data nasional dari akses asing. | Menggunakan aplikasi dan teknologi lokal, serta meningkatkan literasi digital untuk menghindari kontrol data. |
Pelemahan Budaya & Identitas Nasional | Mengembangkan kebijakan budaya nasional, melindungi nilai-nilai lokal dari pengaruh global yang merusak. | Memperkuat identitas budaya, mengedukasi generasi muda tentang nilai-nilai tradisional dan sejarah nasional. |
“Kata Pihak Asing, merujuk pada entitas Internasional yang tidak mengatas namakan perwakilan dari Negara manapun (globalis), di era menjelang de-globalisasi, semua badan internasional yang tidak jelas tanggung jawab lembaganya harus di tekan gerak dan oprasionalnya, kecuali dibawah kerjasama bilateral atau multilateral dalam kerjasama ekonomi regional. Dengan strategi ini, baik pemerintah maupun masyarakat dapat memperkuat kemandirian dan mengurangi pengaruh elite global dalam kehidupan politik, ekonomi, dan budaya dengan lebih mandiri.”
Catatan: Contoh NGO di Indonesia antara lain
- Palang Merah Indonesia (PMI)
- Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI)
- Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI)
- Lembaga Perlindungan Anak (LPAI)
- Yayasan Konservasi Laut (YKL)
- Lembaga Penelitian dan Advokasi Masyarakat (Elsam)
- Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia (PBHI)
- Indonesia Corruption Watch (ICW)
- Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta
- Komnas Perempuan
NGO adalah singkatan dari Non-Governmental Organization, yang berarti organisasi non-pemerintah. NGO memiliki peran penting dalam membantu masyarakat yang membutuhkan.
Contoh NGO internasional antara lain:
- Save The Children
- Oxfam Internasional
- Greenpeace International
- World Wildlife Fund (WWF)
- Doctors Without Borders (MSF)
- International Rescue Committee
(red)