Nanan Suhendar: Strategi Kemandirian Ekonomi Gen Z & Alpha agar Lepas dari Ketergantungan Uang Fiat dan System yang tidak adil

by -276 Views

Seputaremas.co.id | 13 Februari 2025 Jakarta – Di tengah ketidakstabilan ekonomi global, inflasi yang terus meningkat, serta ketergantungan pada sistem keuangan yang dikendalikan oleh bank sentral, Gen Z menghadapi tantangan besar dalam mencapai kestabilan finansial. Tanpa kesadaran akan pentingnya kemandirian ekonomi, generasi ini akan terus terjebak dalam sistem yang tidak memberikan kontrol atas nilai kekayaan mereka sendiri.

“Krisis keuangan yang berulang menunjukkan bahwa uang fiat semakin kehilangan daya beli, sementara aset digital berbasis spekulasi tidak memberikan solusi jangka panjang. Gen Z perlu mulai memahami pentingnya alat pembayaran yang lebih stabil, berbasis nilai nyata seperti emas, perak, atau sistem ekonomi berbasis produktivitas, bukan sekadar konsumsi dan spekulasi.”

Kemandirian ekonomi bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan mendesak agar generasi muda tidak bergantung pada pekerjaan yang tersedia dalam sistem yang semakin rapuh. Dengan membangun ekonomi berbasis produksi, nilai riil, dan alat pembayaran yang tidak mudah dimanipulasi, Gen Z bisa keluar dari jebakan ekonomi fiat yang semakin tidak realistis.

Gen Z dan Alpha Blunder terus mengikuti System yang salah

Generasi Z dan Generasi Alpha telah menunjukkan minat yang signifikan terhadap cryptocurrency sebagai bagian dari perencanaan keuangan mereka. Survei yang dilakukan oleh Bitget Research, melibatkan hampir 17.000 individu dari kedua generasi tersebut, mengungkapkan bahwa 20% responden terbuka untuk menerima dana pensiun mereka dalam bentuk aset kripto.

Selain itu, sekitar 40% dari kalangan muda telah berinvestasi dalam mata uang kripto, mencerminkan pergeseran kepercayaan menuju solusi keuangan yang lebih inovatif dibandingkan dengan sistem pensiun tradisional. Namun Benarkan begitu kenyataan nya?

Di Indonesia, tren serupa terlihat dengan dominasi investor kripto dari kalangan muda. Data dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) hingga September 2024 menunjukkan bahwa dari total 21,27 juta investor kripto di Indonesia, sekitar 60% berusia antara 18 hingga 30 tahun.

“Namun, meskipun minat ini tinggi, ada kekhawatiran mengenai kurangnya literasi keuangan di kalangan generasi muda. Banyak yang terjun ke investasi kripto tanpa pemahaman yang memadai, seringkali hanya mengikuti tren. Oleh karena itu, edukasi yang tepat menjadi krusial untuk memastikan mereka dapat mengelola investasi dengan bijak dan memahami risiko yang terlibat.”

Secara keseluruhan, minat Generasi Z dan Alpha terhadap cryptocurrency mencerminkan perubahan dalam pendekatan terhadap perencanaan keuangan dan investasi. Namun, penting bagi mereka untuk dibekali dengan pengetahuan yang memadai agar dapat membuat keputusan investasi yang bijaksana.

Dampak jangka pendek dan jangka panjang dari fenomena generasi muda (Gen Z & Alpha) yang dimanjakan dengan cryptocurrency;

AspekDampak Jangka PendekDampak Jangka Panjang
Ekonomi– Meningkatnya partisipasi anak muda dalam investasi kripto
– Perputaran uang lebih cepat akibat spekulasi tinggi
– Potensi keuntungan instan bagi investor beruntung
– Ketergantungan tinggi pada aset digital
– Potensi ketidakstabilan ekonomi jika terjadi bubble kripto
– Perubahan pola tabungan dan investasi generasi mendatang
Sosial– Tren gaya hidup konsumtif akibat keuntungan cepat
– Peningkatan status sosial bagi mereka yang sukses di kripto
– Polarisasi antara generasi muda yang melek kripto dan yang tidak
– Perubahan budaya kerja, lebih banyak anak muda memilih investasi daripada pekerjaan konvensional
– Munculnya ketimpangan sosial akibat kesenjangan aset digital
– Potensi penurunan produktivitas jika banyak yang hanya bergantung pada spekulasi
Pendidikan & Literasi Keuangan– Banyak anak muda terjun ke kripto tanpa pemahaman mendalam
– Tingginya risiko kehilangan aset akibat kurangnya edukasi
– Meningkatnya ketertarikan terhadap ekonomi digital
– Generasi yang lebih sadar tentang sistem keuangan alternatif
– Bisa menghasilkan individu yang lebih mandiri secara finansial jika memiliki literasi yang cukup
– Potensi eksploitasi oleh skema investasi palsu jika edukasi keuangan tidak ditekankan
Teknologi & Inovasi– Adopsi cepat terhadap teknologi blockchain dan DeFi
– Banyak startup baru yang muncul di bidang kripto dan Web3
– Meningkatnya transaksi digital
– Blockchain dan kripto bisa menjadi bagian dari sistem keuangan utama
– Munculnya pekerjaan baru berbasis aset digital
– Risiko regulasi yang bisa membatasi inovasi
Regulasi & Keamanan– Negara-negara mulai menerapkan regulasi lebih ketat
– Banyak kasus penipuan dan pencurian aset digital
– Otoritas keuangan mulai menaruh perhatian pada stabilitas kripto
– Regulasi semakin matang dan sistem keuangan global bisa berubah
– Keamanan transaksi kripto meningkat dengan inovasi baru
– Pemerintah berpotensi memperkenalkan mata uang digital resmi untuk menyaingi kripto

Dari informasi ini, terlihat bahwa fenomena ini memiliki dampak positif dan negatif. Jika dikelola dengan baik melalui regulasi dan edukasi yang memadai, kripto bisa menjadi alat investasi yang menguntungkan bagi generasi mendatang. Namun, jika tidak, ada risiko besar terhadap stabilitas ekonomi dan sosial.

Arah Dampak Positif dan Negatif Fenomena Crypto pada Kesadaran Kolektif Gen Z & Alpha

Kesadaran kolektif (collective consciousness) adalah bagaimana sebuah kelompok atau generasi memahami, bereaksi, dan membentuk pola pikir bersama terhadap suatu fenomena. Dalam kasus ini, adopsi kripto oleh Generasi Z dan Alpha menciptakan efek yang luas, baik positif maupun negatif, yang akan mempengaruhi cara mereka melihat ekonomi, sosial, dan masa depan.

Arah Dampak Positif: Kesadaran Kolektif Menuju Kemandirian dan Inovasi

  1. Meningkatnya Kesadaran akan Kemandirian Finansial
    • Gen Z dan Alpha tidak lagi bergantung sepenuhnya pada sistem keuangan konvensional (bank, tabungan tradisional).
    • Mereka mulai memahami konsep aset, investasi, dan diversifikasi kekayaan sejak dini.
    • Kesadaran ini mendorong pola pikir yang lebih independen dalam pengelolaan uang.
  2. Munculnya Ekosistem Digital yang Terdesentralisasi
    • Dengan berkembangnya blockchain dan DeFi (Decentralized Finance), generasi muda lebih terbiasa dengan konsep transaksi tanpa perantara (bank dan pemerintah).
    • Kepercayaan kolektif pada teknologi blockchain sebagai sistem keuangan masa depan semakin meningkat.
    • Memunculkan tren baru dalam ekonomi digital, seperti NFT, metaverse, dan Web3.
  3. Percepatan Adopsi Teknologi & Inovasi Finansial
    • Generasi ini tidak hanya menjadi pengguna tetapi juga inovator dalam teknologi kripto.
    • Meningkatnya jumlah startup berbasis blockchain yang dikembangkan oleh anak muda.
    • Pendidikan informal tentang teknologi finansial berkembang di komunitas digital, menciptakan akses ke ilmu yang lebih inklusif.
  4. Pemikiran Anti-Monopoli & Anti-Sentralisasi
    • Kripto mengajarkan konsep kebebasan finansial dan ketidakbergantungan pada satu institusi.
    • Kesadaran kolektif ini bisa mendorong masyarakat untuk lebih kritis terhadap monopoli ekonomi dan kebijakan pemerintah yang tidak pro-rakyat.
    • Kemungkinan munculnya sistem ekonomi alternatif yang lebih terdesentralisasi.

Arah Dampak Negatif: Kesadaran Kolektif yang Bisa Mengarah ke Ilusi Kekayaan & Ketidaksiapan

  1. Munculnya Ilusi Kekayaan Instan & Spekulasi
    • Banyak generasi muda melihat crypto sebagai cara cepat untuk menjadi kaya tanpa memahami risikonya.
    • Fenomena ini bisa menciptakan mentalitas get rich quick yang berbahaya bagi pola pikir generasi mendatang.
    • Ketika harga jatuh atau terjadi bubble, kesadaran kolektif bisa berubah menjadi pesimisme ekstrem terhadap teknologi keuangan.
  2. Menurunnya Etos Kerja & Ketergantungan pada Pasar Digital
    • Jika terlalu banyak yang bergantung pada spekulasi kripto, ada risiko generasi ini kehilangan motivasi untuk bekerja dan berkontribusi dalam ekonomi nyata.
    • Mereka mungkin lebih memilih keuntungan spekulatif daripada membangun bisnis atau keterampilan jangka panjang.
    • Pola pikir “trading sebagai pekerjaan utama” bisa melemahkan nilai produktivitas dalam jangka panjang.
  3. Risiko Keamanan & Ketidakstabilan Ekonomi Digital
    • Dengan meningkatnya minat terhadap kripto, risiko kejahatan digital juga semakin tinggi (scam, hacking, rug pull).
    • Jika banyak anak muda kehilangan aset mereka karena kurangnya edukasi, kesadaran kolektif bisa berubah menjadi ketidakpercayaan terhadap sistem keuangan digital.
    • Potensi manipulasi pasar oleh kelompok besar (whales) bisa menyebabkan ketimpangan ekonomi digital yang serupa dengan sistem keuangan tradisional.
  4. Dampak Psikologis & Sosial: Individualisme & Krisis Identitas
    • Dunia kripto cenderung membuat individu lebih fokus pada keuntungan pribadi dibanding kontribusi sosial.
    • Bisa muncul kesenjangan sosial antara mereka yang sukses di kripto dan yang tertinggal dalam adopsi teknologi ini.
    • Generasi yang lebih muda (Gen Alpha) bisa kehilangan identitas ekonomi tradisional, seperti konsep kerja keras dan usaha nyata.

Arah Kesadaran Kolektif yang Perlu Dikendalikan

Secara keseluruhan, fenomena ini membentuk kesadaran kolektif yang kompleks:

  • Jika dikelola dengan baik melalui edukasi dan regulasi yang seimbang, kripto bisa menjadi katalisator bagi generasi yang lebih mandiri, inovatif, dan tidak lagi terikat oleh sistem ekonomi lama.
  • Namun, jika kesadaran kolektif ini terbentuk tanpa pemahaman yang cukup, maka generasi mendatang bisa jatuh dalam ilusi kekayaan instan, menurunnya produktivitas, serta ketidakstabilan sosial dan ekonomi.

Solusinya adalah dengan menciptakan ekosistem yang mendorong inovasi, tetapi tetap mengajarkan nilai dasar ekonomi, kerja keras, dan pengelolaan risiko agar kesadaran kolektif tetap berkembang dalam arah yang positif, Nilai basis kripto yang sebenarnya berasal dari uang kertas, sehingga gen Z harus memahami dampaknya ketika bubble crypto pecah akibat bubble uang kertas pecah.

Nilai Basis Kripto saat ini & Dampak Pecahnya Bubble

AspekRealitas Nilai Kripto (Basis Uang Kertas)Dampak Saat Bubble Crypto Pecah akibat Bubble Uang Pecah
Nilai FundamentalKripto tidak memiliki nilai intrinsik sendiri, melainkan bergantung pada kepercayaan pasar dan likuiditas yang berasal dari uang kertas.Nilai kripto bisa turun drastis atau bahkan menjadi nol ketika kepercayaan terhadap sistem keuangan runtuh.
Likuiditas & PasarUang fiat digunakan untuk membeli kripto; artinya, jika fiat melemah, daya beli kripto juga ikut turun.Saat fiat mengalami hiperinflasi atau krisis, orang akan menarik uang dari kripto untuk kebutuhan pokok, menyebabkan kejatuhan harga kripto.
Stabilitas EkonomiKripto masih sangat bergantung pada pergerakan ekonomi global dan kebijakan moneter bank sentral.Jika bank sentral gagal menstabilkan uang fiat, kepercayaan terhadap sistem ekonomi digital akan runtuh, termasuk pasar kripto.
Regulasi & KontrolPemerintah masih memiliki kendali atas keuangan global, sehingga bisa mengatur kripto melalui regulasi ketat.Dalam situasi krisis besar, pemerintah bisa melarang transaksi kripto atau memaksa adopsi mata uang digital yang dikendalikan negara (CBDC).
Siklus Bubble & VolatilitasKripto sering mengalami bubble karena spekulasi tinggi tanpa dukungan aset nyata.Jika bubble kripto dan bubble uang fiat pecah bersamaan, kepanikan massal bisa terjadi, menyebabkan kehilangan besar bagi pemegang kripto.
Arah Investasi & KepercayaanOrang menganggap kripto sebagai “safe haven” alternatif, padahal nilainya tetap terkait dengan sistem fiat.Ketika kepercayaan terhadap uang kertas hilang, orang lebih memilih aset fisik (emas, tanah) daripada kripto, menyebabkan penurunan drastis dalam kapitalisasi pasar kripto.
Ketahanan terhadap KrisisKripto dianggap desentralisasi, tetapi likuiditasnya masih bergantung pada pergerakan fiat dan ekonomi global.Jika ekonomi global runtuh, kripto tidak bisa bertahan sebagai alat tukar utama karena tetap membutuhkan jaringan internet dan kepercayaan pengguna.

Kripto Lebih Tidak Bernilai daripada Uang Kertas

  • Kripto hanya bisa ditukar dengan uang kertas, yang berarti nilainya tetap bersandar pada sistem fiat.
  • Saat fiat mengalami krisis besar (hiperinflasi, dedolarisasi, atau kegagalan sistem perbankan), kripto tidak bisa menjadi penyelamat karena nilainya juga akan ikut anjlok.
  • Ketika bubble uang pecah, likuiditas kripto akan hilang, menyebabkan kepanikan yang lebih besar daripada pasar saham atau properti.

Dalam jangka panjang, aset riil seperti emas, tanah, dan komoditas tetap lebih bernilai daripada kripto karena tidak bergantung pada sistem moneter yang rapuh.

Dalam Islam, segala bentuk transaksi keuangan harus memenuhi prinsip keadilan, kejelasan, dan bebas dari unsur haram. Beberapa unsur dalam cryptocurrency yang bertentangan dengan ajaran Islam berdasarkan prinsip-prinsip Al-Qur’an adalah sebagai berikut;

1. Gharar (Ketidakjelasan & Spekulasi)

“Dan janganlah kamu memakan harta di antara kamu dengan jalan yang batil…”
(QS. Al-Baqarah: 188)

  • Cryptocurrency memiliki unsur gharar karena nilainya sangat fluktuatif dan spekulatif tanpa dasar yang jelas.
  • Banyak aset kripto tidak memiliki underlying asset (aset dasar), sehingga lebih bersifat spekulasi murni.

2. Maysir (Perjudian & Untung-untungan)

“…Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah: ‘Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar daripada manfaatnya…’”
(QS. Al-Baqarah: 219)

  • Kripto sering digunakan untuk aktivitas mirip perjudian, seperti pump and dump, di mana harga sengaja dimanipulasi oleh sekelompok orang seperti yang juga terjadi pada saham modern ini.
  • Banyak investor membeli kripto hanya berharap harga naik tanpa analisis ekonomi riil, sehingga mirip dengan perjudian, dalam saham banyak perusahaan zombie yang tidak jelas bidang usahanya.

3. Riba (Keuntungan Tidak Adil & Eksploitasi)

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut), jika kamu orang-orang yang beriman.”
(QS. Al-Baqarah: 278)

  • Staking & lending crypto sering mengandung riba karena ada sistem bunga dalam peminjaman aset kripto, selain itu konsep Holder & Saver dalam bentuk aset digital, akan berdampak pada kerugian akibat devaluasi dan inflasi karena Nilai nya yang tidak ada jaminan sesuai nilai riil ekonomi.
  • Beberapa proyek yield farming dan staking menawarkan pengembalian yang tidak wajar, mirip dengan sistem riba modern.

4. Tidak Berbasis Nilai Riil (Bathil & Tidak Adil)

“Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.”
(QS. Al-Baqarah: 275)

  • Uang dalam Islam harus memiliki nilai intrinsik (intrinsic value) seperti emas dan perak, sementara kripto tidak memiliki nilai riil dan seringkali diciptakan tanpa batasan yang jelas.
  • Banyak kripto hanya didasarkan pada kepercayaan tanpa ada barang atau jasa yang nyata sebagai dasar nilainya.

5. Potensi Penyalahgunaan untuk Kejahatan (Dhulm – Kezaliman)

“…Dan janganlah kamu tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran…”
(QS. Al-Ma’idah: 2)

  • Kripto sering digunakan untuk pencucian uang, transaksi ilegal, dan pendanaan aktivitas terlarang. utamanya yang melanggar kedaulatan ekonomi antara wilayang bangsa dan negara.

Berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an di atas, cryptocurrency memiliki beberapa elemen yang tidak sesuai dengan prinsip Islam, terutama karena mengandung gharar (ketidakjelasan), maysir (perjudian), riba, serta tidak memiliki nilai intrinsik. Jika ingin digunakan dalam sistem keuangan Islami, maka kripto harus memiliki regulasi yang lebih jelas, berbasis pada aset nyata, dan bebas dari unsur spekulasi serta riba.

Dampak Negatif Jangka Panjang dari Turunnya Kesadaran Kolektif akibat Fenomena Kripto

AspekDampak Jangka Panjang
Ilusi Kekayaan Instan & Spekulasi– Generasi muda terbiasa dengan pola pikir instan dan tidak menghargai proses.
– Kegagalan bubble crypto dapat menyebabkan pesimisme ekstrem terhadap inovasi teknologi keuangan.
– Banyak orang yang kehilangan seluruh kekayaannya akan kehilangan kepercayaan pada sistem ekonomi digital.
Menurunnya Etos Kerja & Produktivitas– Banyak individu mengabaikan keterampilan riil dan hanya mengandalkan spekulasi.
– Kurangnya inovasi dan kontribusi nyata bagi sektor riil, menyebabkan stagnasi ekonomi.
– Peningkatan pengangguran akibat banyaknya orang yang hanya bergantung pada trading tanpa keahlian lain.
Ketergantungan pada Pasar Digital– Ketidakstabilan pasar crypto akan menyebabkan ketidakpastian ekonomi bagi banyak individu.
– Mereka yang kehilangan dana besar akan menghadapi kesulitan finansial jangka panjang tanpa memiliki keterampilan untuk beradaptasi.
– Ketergantungan pada sistem digital bisa menyebabkan disrupsi besar saat terjadi crash atau regulasi ketat pemerintah.
Risiko Keamanan & Manipulasi Pasar– Kejahatan siber (hacking, scam, rug pull) semakin meningkat, mengurangi kepercayaan terhadap ekonomi digital.
– Pemusatan kekayaan oleh kelompok tertentu (whales) dapat menyebabkan ketimpangan ekonomi yang mirip dengan sistem keuangan tradisional.
– Sistem ekonomi digital bisa semakin terkonsolidasi di tangan pemain besar, bertentangan dengan prinsip desentralisasi awal.
Krisis Identitas & Individualisme Ekstrem– Generasi yang terbiasa dengan spekulasi bisa kehilangan nilai kerja keras dan solidaritas sosial.
– Meningkatnya kesenjangan sosial antara mereka yang sukses di kripto dan yang kehilangan segalanya.
– Generasi Alpha bisa kehilangan konsep ekonomi tradisional, seperti investasi jangka panjang dan nilai usaha nyata.
Ketidakstabilan Ekonomi Makro– Jika terlalu banyak uang mengalir ke kripto tanpa dukungan ekonomi riil, dampak crash bisa lebih besar daripada resesi biasa.
– Negara-negara yang terlalu terbuka terhadap crypto bisa mengalami krisis keuangan jika sistemnya runtuh.
– Dolarisasi berbasis kripto bisa mempercepat runtuhnya nilai mata uang fiat tanpa solusi ekonomi yang lebih kuat.
Dampak Sosial & Psikologis– Depresi dan kecemasan meningkat akibat ketidakpastian finansial yang tinggi di pasar spekulatif.
– Ketidakmampuan mengelola kerugian besar bisa menyebabkan dampak sosial seperti meningkatnya angka kriminalitas dan gangguan kesehatan mental.
– Krisis kepercayaan terhadap sistem ekonomi akan membuat masyarakat semakin skeptis terhadap semua bentuk investasi dan inovasi keuangan.

Turunnya kesadaran kolektif akibat ketergantungan pada kripto dalam jangka panjang “bisa menyebabkan generasi muda kehilangan nilai kerja keras, ketahanan ekonomi, dan kemampuan beradaptasi dengan dunia nyata.” Jika tidak diantisipasi, “fenomena ini dapat menciptakan generasi yang rapuh secara ekonomi, sosial, dan psikologis,” dengan dampak yang lebih luas terhadap stabilitas keuangan dunia.

Generasi Z (Gen Z) utamanya di Indonesia, yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, memiliki peran signifikan dalam perekonomian riil, terutama melalui berbagai aktivitas di luar pekerjaan formal. Berikut adalah kontribusi mereka dari berbagai aspek ekonomi;

Kontribusi Gen Z pada Ekonomi Riil di Luar Pekerjaan Formal

AspekBentuk KontribusiPersentase atau Data Terkait
Pekerjaan SampinganDropshipping, Menjadi perantara penjualan tanpa menyimpan stok barang.
Les Privat, Memberikan bimbingan belajar kepada siswa.
Layanan Teknologi, Seperti reparasi gadget atau pengembangan perangkat lunak.
58% dari Gen Z memiliki pekerjaan sampingan.
13,5% terlibat dalam dropshipping.
12,8% menjadi guru les privat.
10,4% berkecimpung dalam layanan teknologi.
Ekonomi GigPengemudi Ojek Online, Bekerja sebagai driver secara penuh atau paruh waktu.
Freelancer, Mengerjakan proyek lepas di berbagai bidang seperti desain grafis, penulisan, atau pemasaran digital.
Semakin banyak Gen Z yang terlibat dalam ekonomi gig, didorong oleh fleksibilitas dan peluang penghasilan yang ditawarkan.
Ekonomi KreatifKonten Kreator, Membuat konten di platform seperti YouTube, Instagram, atau TikTok.
Pengembang Aplikasi, Menciptakan aplikasi atau game untuk platform digital.
Gen Z berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi kreatif Indonesia, dengan banyak yang terlibat dalam pembuatan konten digital dan inovasi teknologi.
KewirausahaanUsaha Mikro dan Kecil, Mendirikan bisnis kecil seperti toko online, kafe, atau produk kerajinan tangan.Dengan pemanfaatan teknologi digital, banyak Gen Z yang memulai usaha sendiri, berkontribusi pada perekonomian lokal dan menciptakan lapangan kerja.

Meskipun data spesifik mengenai persentase kontribusi Gen Z terhadap ekonomi riil di luar pekerjaan formal masih terbatas, aktivitas-aktivitas di atas menunjukkan peran penting mereka dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui inovasi dan adaptasi terhadap perkembangan teknologi.

Sementara dari tingkat kemandirian ekonomi dan finansial Gen Z serta ketergantungan mereka pada sistem sebagian masih timpang.

Data Kemandirian Ekonomi & Ketergantungan Finansial Gen Z

AspekKondisi Saat IniTingkat KemandirianTingkat Ketergantungan pada Sistem
Pendapatan PribadiBanyak Gen Z bekerja di sektor informal (freelance, gig economy, wirausaha kecil).
Sebagian masih mengandalkan orang tua.
Sedang (50-70%)Sedang (30-50%)
Pekerjaan FormalLebih memilih pekerjaan fleksibel dibanding kerja kantoran.
Banyak yang memilih bekerja remote atau hybrid.
Rendah (30-50%)Tinggi (50-70%)
Kepemilikan AsetRendah dalam kepemilikan properti atau investasi jangka panjang.
Lebih suka aset digital atau investasi spekulatif (crypto, NFT).
Rendah (20-40%)Tinggi (60-80%)
Utang & KreditCenderung mengandalkan pinjaman digital dan kartu kredit.
Belum memiliki kesadaran tinggi terhadap risiko utang jangka panjang.
Rendah (30-50%)Tinggi (50-70%)
Manajemen Keuangan Terampil dalam penggunaan aplikasi keuangan tetapi kurang disiplin dalam menabung dan investasi jangka panjang.Sedang (40-60%)Sedang (40-60%)
Ketahanan EkonomiKurang stabil dalam menghadapi krisis karena belum banyak memiliki cadangan finansial.
Bergantung pada ekonomi digital & tren pasar.
Rendah (20-40%)Tinggi (60-80%)

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa Gen Z masih cukup bergantung pada sistem ekonomi dan finansial yang ada, terutama dalam aspek pekerjaan formal, kepemilikan aset, dan manajemen utang. Namun, mereka juga mulai menunjukkan tanda-tanda kemandirian melalui ekonomi digital, wirausaha, dan gig economy, meskipun belum sepenuhnya mandiri secara finansial.

“Solusi ekonomi bagi Gen Z untuk mengurangi ketergantungan pada sistem dan meningkatkan kemandirian ekonomi, sehingga mereka tidak hanya bergantung pada pekerjaan yang tersedia atau berisiko menjadi pengangguran karena menunggu adanya tersedia lowongan pekerjaan.”

Solusi Ekonomi untuk Gen Z agar Mandiri dan Tidak Bergantung pada Sistem

AspekPermasalahan UtamaSolusi yang Dapat Diterapkan
Sumber PendapatanBergantung pada pekerjaan formal atau gig economy yang tidak stabil.– Membangun usaha mandiri berbasis keterampilan.
– Diversifikasi penghasilan dengan aset produktif seperti usaha kecil, agribisnis, atau produksi digital (ebook, kursus online, dsb.).
Wirausaha & InovasiKurangnya jiwa kewirausahaan karena fokus pada zona nyaman pekerjaan.– Edukasi bisnis sejak dini, mulai dari manajemen modal kecil.
– Pemanfaatan teknologi untuk bisnis digital tanpa modal besar (dropshipping, print-on-demand, affiliate marketing).
Keuangan & AsetTidak memiliki strategi pengelolaan uang yang baik dan cenderung konsumtif.– Mengembangkan kebiasaan menabung berbasis aset (bukan uang kertas), seperti emas, komoditas, atau properti kecil.
– Menghindari gaya hidup tinggi yang meningkatkan ketergantungan pada gaji tetap.
Kepemilikan AsetSulit memiliki properti karena harga tinggi dan gaji tidak mencukupi.– Memanfaatkan konsep co-investing (investasi kolektif dalam properti, bisnis, atau usaha bersama).
– Fokus pada kepemilikan aset produktif daripada gaya hidup konsumtif apalagi spekulatif.
Manajemen UtangKetergantungan pada kredit digital & paylater, menghambat kemandirian.– Memprioritaskan modal usaha daripada konsumsi dengan utang.
– Menolak pinjaman berbunga riba karena jelas dosa kalau tidak mau masuk neraka, lebih baik mengembangkan mindset keuangan yang sehat.
Skill & KompetensiBanyak yang bergantung pada ijazah, tetapi pasar kerja berubah cepat.Mengembangkan keterampilan berbasis problem-solving & teknologi yang bernilai tinggi (coding, data science, AI, desain, agritech).
– Mengikuti pelatihan skill mandiri tanpa bergantung pada pendidikan formal
, lagi pula kertas ijazah hanya formalitas, bahkan berakhir jadi bungkus pecel lele wkwkw (kalau belajar yang benar untuk niat cari ilmu dan pengetahuan)
Ketahanan EkonomiRentan terhadap krisis ekonomi karena tidak memiliki sumber daya stabil.– Membangun komunitas ekonomi mandiri (misalnya barter keterampilan, koperasi digital, atau produksi bersama).
– Meningkatkan kesadaran ekonomi berbasis nilai (bukan hanya spekulasi seperti crypto & saham tanpa dasar).

Gen Z harus mulai mengubah mindset dari sekadar mencari pekerjaan menjadi pencipta nilai ekonomi. Dengan memanfaatkan teknologi, aset produktif, serta keterampilan mandiri, mereka bisa mengurangi ketergantungan pada sistem dan pekerjaan formal yang tidak kunjung ada.

Beberapa langkah konkret yang bisa dilakukan;

  1. Mulai usaha kecil berbasis kebutuhan nyata, bukan tren semata.
  2. Gunakan teknologi untuk menciptakan pendapatan pasif (bisnis digital, kursus, aset digital) tapi yang jelas, seperti jualan e-book, jasa pengelolaan website, kursus private online, jualan lisensi perangkat lunak, dll, lebih baik lagi bila itu usaha offline yang di digitalisasi.
  3. Fokus pada investasi jangka panjang berbasis aset riil (bukan sekadar spekulasi finansial), seperti usaha, budidaya, atau produksi pengolahan.
  4. Perkuat jaringan & komunitas ekonomi mandiri agar tidak bergantung pada sistem & alat pembayaran konvensional.

Dengan strategi ini, Gen Z bisa menjadi generasi yang lebih mandiri secara finansial dan tidak mudah terdampak oleh perubahan ekonomi global. Panduan bagi Gen Z dalam memahami alat pembayaran dan menyikapi spekulasi kripto

Pemahaman Alat Pembayaran & Sikap terhadap Spekulasi Kripto

AspekPemahaman yang BenarKesalahan Umum dalam MemahamiSikap yang Seharusnya Dimiliki
Fungsi Uang & Alat PembayaranUang adalah alat tukar yang sah dan memiliki nilai intrinsik berdasarkan kepercayaan & kestabilan ekonomi.Menganggap uang hanya sebagai angka di sistem digital tanpa memahami dasarnya.Memahami bahwa uang harus memiliki dasar nilai ekonomi, bukan sekadar angka di layar.
Uang Kertas vs Uang Berbasis NilaiUang kertas memiliki nilai karena didukung oleh negara, tetapi rentan terhadap inflasi.Menganggap uang kertas sebagai satu-satunya bentuk nilai yang stabil.Memahami bahwa nilai sejati uang berasal dari daya tukar riil, bukan hanya cetakan kertas.
Kripto sebagai Alat TukarBeberapa kripto bisa digunakan untuk transaksi, tetapi tetap bergantung pada kepercayaan pasar.Menganggap kripto sebagai mata uang universal tanpa batasan.Menyadari bahwa kripto masih belum stabil sebagai alat pembayaran utama.
Kripto sebagai Aset SpekulatifSebagian besar kripto lebih menyerupai instrumen spekulatif daripada aset bernilai riil.Menganggap semua kripto sebagai investasi yang pasti menguntungkan.Menyikapi kripto dengan hati-hati dan tidak menjadikannya sebagai pegangan utama.
Bubble Spekulasi KriptoNilai kripto bisa naik turun drastis karena tidak memiliki underlying asset yang kuat.Berasumsi bahwa harga kripto akan selalu naik tanpa risiko besar.Menghindari spekulasi buta & memahami bahwa bubble bisa pecah kapan saja.
Kripto vs Aset Berbasis NilaiAset berbasis nilai seperti emas, tanah, atau usaha riil memiliki daya tahan ekonomi lebih baik.Menganggap kripto lebih bernilai daripada emas atau aset nyata lainnya.Fokus pada aset dengan nilai nyata yang memiliki manfaat ekonomi jangka panjang.
Manipulasi Pasar KriptoHarga kripto bisa dimanipulasi oleh “whales” (pemilik besar), menyebabkan volatilitas ekstrem.Percaya bahwa pasar kripto selalu transparan dan tidak bisa dimanipulasi.Memahami bahwa tidak ada regulasi ketat, sehingga manipulasi bisa terjadi kapan saja.
Sikap terhadap Teknologi BlockchainTeknologi blockchain bisa bermanfaat di luar kripto, misalnya dalam transparansi data & kontrak pintar.Menganggap blockchain sama dengan kripto tanpa mampu membedakan manfaatnya.Menggunakan teknologi blockchain secara bijak tanpa terjebak dalam hype spekulatif.
Alternatif Keuangan MandiriMembangun kemandirian finansial dengan usaha produktif, investasi berbasis nilai, dan pengelolaan uang sehat.Bergantung pada kripto sebagai solusi cepat untuk kaya.Menyadari bahwa penghasilan aktif dan investasi riil lebih berkelanjutan dibanding spekulasi.
  1. Pahami bahwa uang dan alat pembayaran harus memiliki nilai yang stabil & diakui luas.
  2. Kripto bukan alat pembayaran utama karena bergantung pada spekulasi & kepercayaan pasar.
  3. Bubble kripto bisa pecah kapan saja karena tidak memiliki dasar ekonomi yang kuat.
  4. Lebih baik fokus pada investasi bernilai nyata seperti emas, tanah, dan usaha produktif.
  5. Blockchain bisa bermanfaat, tetapi jangan terjebak dalam hype spekulasi kripto tanpa dasar.

Dengan pemahaman ini, Gen Z bisa terhindar dari jebakan spekulasi kripto dan lebih fokus pada kemandirian finansial berbasis nilai yang nyata. perbedaan antara Blockchain dan Cryptocurrency serta manfaat Blockchain dapat dilihan dalam tabel di bawah ini;

Perbedaan Blockchain dan Cryptocurrency

AspekBlockchainCryptocurrency
DefinisiTeknologi buku besar terdistribusi yang menyimpan data secara aman dan transparan.Aset digital yang menggunakan blockchain sebagai platform transaksinya.
Fungsi UtamaMencatat, mengamankan, dan memverifikasi transaksi atau data tanpa pihak ketiga.Media pertukaran digital yang dapat digunakan untuk transaksi atau investasi.
SifatTeknologi dasar yang dapat digunakan dalam berbagai bidang.Aplikasi spesifik dari teknologi blockchain dalam bentuk mata uang digital.
KegunaanDigunakan untuk kontrak pintar (smart contracts), penyimpanan data, identitas digital, dll.Digunakan sebagai alat pembayaran, investasi, dan spekulasi.
RegulasiTidak selalu bergantung pada regulasi pemerintah, bisa diterapkan dalam berbagai sistem.Umumnya tunduk pada regulasi keuangan dan bisa dilarang di beberapa negara.
KeamananSangat aman karena berbasis decentralized ledger dan enkripsi.Aman, tetapi rentan terhadap manipulasi pasar, hacking, dan volatilitas tinggi.
Volatilitas NilaiTidak memiliki nilai tukar, karena hanya sistem pencatatan data.Nilainya berfluktuasi berdasarkan permintaan dan spekulasi pasar.
Penerapan di Dunia NyataDigunakan di perbankan, logistik, kesehatan, pemungutan suara digital, dll.Digunakan untuk investasi, transaksi online, dan ekonomi digital.

Manfaat Teknologi Blockchain

BidangManfaat Blockchain
Keuangan (DeFi)Mengurangi ketergantungan pada bank, transaksi lebih transparan, biaya lebih rendah.
Keamanan DataData tidak bisa diubah atau dimanipulasi, lebih aman dibanding database tradisional.
Logistik & Rantai PasokanPelacakan barang secara transparan dari produsen ke konsumen, mengurangi penipuan.
Identitas DigitalMencegah pencurian identitas dengan penyimpanan data yang terenkripsi dan terdesentralisasi.
Kontrak Pintar (Smart Contracts)Eksekusi otomatis kontrak digital tanpa perantara, meningkatkan efisiensi bisnis.
Pemungutan Suara DigitalMengurangi kecurangan dalam pemilu dengan sistem yang transparan dan tidak dapat dimanipulasi.
Hak Kekayaan Intelektual (NFTs & Hak Cipta)Melindungi kepemilikan karya digital dan memastikan keaslian aset digital.
KesehatanMenyimpan dan berbagi riwayat medis pasien secara aman tanpa risiko manipulasi data.
  • Blockchain adalah teknologi, sedangkan kripto adalah salah satu penerapannya.
  • Blockchain memiliki manfaat luas di berbagai sektor di luar keuangan.
  • Kripto bersifat spekulatif dan volatil, sementara blockchain lebih stabil dan berfungsi sebagai sistem pencatatan data.
  • Masa depan blockchain lebih menjanjikan sebagai infrastruktur digital dibandingkan sekadar aset spekulatif seperti kripto.

Blockchain bisa dimanfaatkan tanpa harus terjebak dalam spekulasi crypto, untuk gambaran penggunaan blockchain yang benar dalam berbagai aspek kehidupan dapat dilihat dalam tabel di bawah ini;

Penggunaan Blockchain yang Benar dalam Berbagai Aspek Kehidupan

AspekCara Penggunaan Blockchain yang BenarManfaat yang Dihasilkan
Keuangan & PerbankanDigunakan untuk transaksi keuangan tanpa perantara (DeFi), sistem pembayaran lintas negara.Biaya lebih rendah, transaksi lebih cepat, transparansi tinggi.
Identitas DigitalPenyimpanan data identitas digital yang terenkripsi dan aman, seperti KTP digital atau paspor digital.Mencegah pencurian identitas dan mempermudah verifikasi identitas.
Logistik & Rantai PasokanPelacakan barang dari produsen ke konsumen dengan smart contracts untuk memastikan keaslian barang.Mengurangi risiko penipuan, transparansi, dan efisiensi rantai pasok.
KesehatanPenyimpanan rekam medis yang terenkripsi dan bisa diakses oleh pasien dan dokter yang berwenang.Keamanan data pasien meningkat, mengurangi kesalahan medis.
Pemungutan Suara DigitalVoting berbasis blockchain untuk memastikan hasil pemilu transparan dan tidak dapat dimanipulasi.Keamanan dan kepercayaan dalam pemilu meningkat.
Hak Kekayaan Intelektual (NFT & Hak Cipta)Pelacakan kepemilikan karya digital, hak cipta musik, film, dan seni melalui NFT.Mencegah pembajakan, seniman mendapatkan hak ekonomi lebih adil.
PendidikanSertifikat akademik berbasis blockchain untuk menghindari pemalsuan ijazah.Meningkatkan kredibilitas pendidikan, sertifikat bisa diverifikasi internasional.
Properti & Real EstatePencatatan kepemilikan tanah atau properti menggunakan blockchain untuk menghindari sengketa.Mengurangi kasus pemalsuan sertifikat tanah, transaksi lebih aman.
AsuransiProses klaim asuransi berbasis smart contracts, di mana pembayaran klaim otomatis terjadi jika syarat terpenuhi.Mengurangi birokrasi, mempercepat pembayaran klaim.
Pemerintahan & RegulasiTransparansi dalam pengelolaan anggaran negara, pencatatan dana bantuan sosial berbasis blockchain.Mencegah korupsi, meningkatkan akuntabilitas.
Energi & LingkunganPelacakan konsumsi energi dan distribusi sumber daya dengan blockchain untuk mendukung energi terbarukan.Efisiensi energi meningkat, transparansi penggunaan energi terjaga.
Pariwisata & PerjalananData perjalanan dan visa digital berbasis blockchain untuk mempercepat proses imigrasi.Proses lebih cepat, keamanan data traveler lebih baik.
Filantropi & DonasiBlockchain memastikan dana donasi digunakan sesuai tujuan tanpa penyelewengan.Kepercayaan terhadap lembaga amal meningkat, transparansi dana.

Blockchain memiliki potensi besar di berbagai industri jika digunakan dengan benar, Manfaat utamanya adalah transparansi, efisiensi, keamanan, dan mengurangi penipuan. Berbeda dengan cryptocurrency yang bersifat spekulatif, blockchain dapat meningkatkan kualitas kehidupan manusia melalui penerapan yang lebih luas. sehingga Masa depan digital yang transparan dan efisien dapat diwujudkan dengan blockchain

Strategi Kemandirian Ekonomi & Finansial Gen Z dan Gen Alpha untuk Terlepas dari Uang Fiat dan Sistem yang Bergantung pada Ekonomi Saat Ini

Aspek dan Kondisi Saat IniLangkah Menuju KemandirianDampak Positif Jangka Panjang
Ketergantungan pada Uang Fiat, Mayoritas masih bergantung pada uang fiat sebagai alat tukar utama.Beralih ke sistem berbasis nilai, seperti barter berbasis komoditas atau ekonomi berbasis emas & perak.Lebih tahan terhadap inflasi dan resesi, ekonomi lebih stabil.
Pekerjaan & Pendapatan, Bergantung pada pekerjaan formal dan industri berbasis sistem keuangan konvensional.Membangun usaha mandiri berbasis keterampilan nyata seperti pertanian, manufaktur lokal, dan jasa berbasis komunitas.Mengurangi ketergantungan pada korporasi dan memperkuat ekonomi lokal.
Investasi & Tabungan, Dominasi investasi pada aset spekulatif seperti saham dan kripto tanpa pemahaman nilai nyata.Berinvestasi dalam aset nyata seperti tanah, emas, perak, dan produksi barang/jasa.Nilai aset lebih stabil dan tidak mudah tergerus inflasi.
Kebutuhan Dasar (Pangan, Energi, dan Infrastruktur), Bergantung pada rantai pasokan global dan sistem distribusi besar.Mengembangkan pertanian lokal, energi terbarukan, dan komunitas mandiri yang memproduksi kebutuhan sendiri.Ketahanan pangan dan energi meningkat, mengurangi krisis akibat ketergantungan impor.
Sistem Pembayaran, Menggunakan sistem perbankan dan pembayaran digital berbasis fiat yang dikendalikan pemerintah.Mengembangkan sistem tukar berbasis nilai intrinsik, seperti pembayaran dengan emas, perak, atau komoditas nyata.Mencegah kontrol penuh pemerintah atas keuangan individu dan meningkatkan kebebasan finansial.
Pendidikan & Keterampilan, Bergantung pada sistem pendidikan formal yang mengajarkan keterampilan untuk sistem kerja saat ini.Mengedepankan pendidikan berbasis keterampilan nyata (crafting, pertanian, teknologi alternatif, perdagangan langsung), belajarlah kepada para ahli langsung di lapangan.Generasi lebih mandiri dan siap menghadapi ketidakpastian ekonomi., alih-alih menunggu peluang adanya tersedia pekerjaan, lebih baik ciptakan peluang tersebut.
Akses terhadap Kesehatan, Bergantung pada layanan kesehatan berbasis sistem asuransi dan farmasi industri besar.Mendorong pengobatan berbasis herbal, teknologi kesehatan mandiri, dan komunitas kesehatan alternatif.Akses kesehatan lebih terjangkau dan tidak dikendalikan oleh korporasi besar.
Ekonomi Digital, Terjebak dalam spekulasi kripto tanpa memahami nilai fundamentalnya.Menggunakan blockchain secara produktif untuk logistik, sertifikasi digital, dan transaksi transparan tanpa spekulasi.Blockchain dimanfaatkan untuk efisiensi, bukan malah investasi spekulatif.
Kesadaran Finansial, Mayoritas hanya memahami uang sebagai alat tukar tanpa memahami asal-usul nilai ekonomi.Edukasi tentang perbedaan nilai intrinsik dan nilai spekulatif, serta pentingnya kontrol aset mandiri.Masyarakat lebih bijak dalam mengelola keuangan dan tidak mudah terjebak dalam ilusi kekayaan instan.

Gen Z & Gen Alpha harus mulai memahami bahwa uang fiat hanyalah alat, bukan penyimpan nilai sejati. Ekonomi mandiri harus dibangun dengan aset nyata, keterampilan produktif, dan pola pikir independen dari sistem yang bergantung pada fiat. Blockchain bisa dimanfaatkan dengan benar, tetapi bukan sebagai spekulasi, melainkan sebagai alat untuk transparansi dan efisiensi. yang bertujuan untuk Mengurangi ketergantungan pada sistem ekonomi global yang akan menciptakan generasi yang lebih kuat, mandiri, dan tahan terhadap krisis ekonomi. “Sehingga gen Z dapat Berdaya secara ekonomi, dan tidak terus dikendalikan sistem, dan memahami akan nilai sejati.”

Mengapa Gen Z dan Gen Alpha Harus Keluar dari Sistem Uang Fiat yang Tidak Realistis

Aspek dan Kondisi dalam Sistem Uang FiatDampak Negatif bagi Gen Z & AlphaSolusi untuk Keluar dari Sistem Fiat
Nilai & Daya Beli Uang, Uang fiat terus mengalami inflasi karena pencetakan tanpa batas.Daya beli menurun, tabungan tidak bernilai dalam jangka panjang.Beralih ke aset nyata seperti emas, perak, dan komoditas produktif.
Kontrol & Ketergantungan, Pemerintah dan bank sentral mengendalikan kebijakan moneter.Ketergantungan pada sistem perbankan, kehilangan kemandirian finansial.Menggunakan sistem ekonomi alternatif berbasis komunitas dan barter berbasis nilai.
Spekulasi & Ilusi Kekayaan, Crypto dan saham fiat berbasis spekulasi tanpa nilai intrinsik.Generasi muda terjebak dalam mentalitas “cepat kaya” tanpa membangun ekonomi riil.Fokus pada produksi dan investasi dalam ekonomi berbasis nilai nyata.
Krisis & Ketidakstabilan, Siklus krisis ekonomi terjadi akibat manipulasi sistem keuangan oleh para Elit Global.Gen Z & Alpha menghadapi risiko pengangguran dan utang akibat resesi global.Membangun usaha mandiri dan diversifikasi pendapatan di luar sistem fiat.
Pajak & Regulasi, Pajak tinggi untuk individu, tapi perusahaan besar mendapatkan keuntungan dari sistem.Gen Z terbebani pajak tanpa mendapatkan manfaat langsung.Mengoptimalkan ekonomi berbasis komunitas yang lebih efisien dan bebas dari pajak berlebihan.
Ketimpangan Ekonomi, Sistem fiat memperkaya elite finansial dan menciptakan kesenjangan.Gen Z sulit membangun kekayaan karena sumber daya dikontrol oleh kelompok tertentu.Mendorong ekonomi berbasis kepemilikan bersama dan produksi mandiri.
Ketahanan Ekonomi, Bergantung pada ekspansi kredit dan utang untuk pertumbuhan ekonomi.Gen Z & Alpha akan mewarisi sistem utang besar tanpa solusi nyata.Mengembangkan ekonomi berbasis produktivitas dan transaksi langsung tanpa perantara perbankan.
Kebebasan Finansial , Sistem fiat membatasi akses keuangan individu melalui regulasi ketat.Gen Z semakin sulit bertransaksi secara bebas tanpa pengawasan pemerintah.Menggunakan alat tukar berbasis nilai seperti emas, perak, dan barter digital terdesentralisasi.
Teknologi & Inovasi, Uang fiat mendukung ekosistem konsumtif, bukan inovatif.Gen Z lebih terdorong untuk konsumsi dibanding menciptakan nilai ekonomi baru.Membangun ekonomi berbasis inovasi nyata, bukan hanya spekulasi keuangan.

Mengapa Gen Z & Alpha Harus Keluar dari Sistem Uang Fiat?

  1. Uang fiat kehilangan daya beli akibat inflasi dan devaluasi, membuat tabungan dan gaji semakin tidak bernilai, yang artinya Uang fiat adalah termasuk Riba dan Haram.
  2. Generasi muda terjebak dalam sistem keuangan yang menguntungkan elite, bukan individu produktif.
  3. Siklus krisis ekonomi terus terjadi karena sistem fiat berbasis utang dan spekulasi.
  4. Gen Z & Alpha harus mulai beralih ke ekonomi berbasis nilai nyata, seperti emas, perak, dan aset produktif yang lebih adil.
  5. Kemandirian finansial hanya bisa dicapai dengan memutus ketergantungan pada sistem yang dikendalikan oleh bank sentral dan pemerintah.

Fokus pada produksi, aset nyata, dan sistem pembayaran yang lebih adil serta berkelanjutan. (red)

Tentang Penulis Redaksi

Gravatar Image
Team Redaksi