Seputaremas.co.id | 7 Februari 2025 Jakarta – Dalam perang tarif melawan Amerika, tantangan terbesar bukan hanya terletak pada strategi ekonomi, tetapi juga pada akses terhadap data dan sistem yang mereka kendalikan secara terpusat. Amerika dan elit global memiliki jaringan yang luas dalam sistem keuangan, perdagangan, dan industri yang memungkinkan mereka untuk membaca pergerakan ekonomi dengan sangat rinci. Mereka memiliki akses ke data transaksi global, arus modal, dan pola konsumsi yang memungkinkan mereka mengantisipasi langkah-langkah lawan sebelum strategi diterapkan.
Dengan sistem keuangan yang terkoneksi melalui jaringan global seperti SWIFT dan dominasi mata uang dolar, mereka dapat mengatur arus perdagangan dengan kebijakan yang tampaknya fleksibel tetapi sebenarnya dikendalikan secara terstruktur. “Ketika suatu negara mencoba melawan dengan menaikkan tarif atau mencari alternatif perdagangan, mereka bisa merespons dengan langkah-langkah yang lebih cepat dan terukur, seperti memberikan insentif kepada negara lain untuk tetap berada dalam sistem mereka atau menekan perekonomian negara lawan melalui manipulasi nilai tukar dan sanksi finansial.”
Selain itu, “pusat data mereka yang terintegrasi memungkinkan mereka untuk menjalankan perang ekonomi dengan lebih efektif. Mereka dapat melihat tren produksi, distribusi, dan konsumsi secara real-time, sehingga bisa menyesuaikan strategi untuk meminimalkan dampak dari kebijakan tarif negara lain.” Bahkan jika suatu negara mencoba melawan dengan diversifikasi perdagangan atau penggunaan mata uang alternatif, mereka bisa merespons dengan pembatasan akses pasar, menekan investor global untuk menarik modal, atau menciptakan ketidakstabilan ekonomi yang memengaruhi kepercayaan pasar.
Dengan sistem yang terpusat dan terkendali ini, mereka dapat membuat keputusan yang lebih cepat dibandingkan dengan negara-negara yang masih mengandalkan sistem yang lebih desentralisasi atau berbasis kebijakan jangka panjang. “Inilah yang membuat perang tarif melawan mereka selalu menjadi tantangan besar, karena meskipun strategi yang diterapkan baik, mereka selalu memiliki informasi lebih banyak dan mekanisme kontrol yang lebih luas untuk menjaga dominasi mereka.”
Informasi rincian masalah dalam Strategy perang tarif melawan Amerika yang mungkin di hadapi;
Kartu Amerika | Kendala yang di Hadapi | Dampak yang Harus di Antisipasi |
---|---|---|
Kontrol Data & Informasi, Sistem Keuangan Global | Amerika mengontrol SWIFT, transaksi dolar, dan sistem perbankan internasional. | Negara lawan sulit mengalihkan perdagangan tanpa terkena sanksi atau pembatasan. |
Jaringan Big Data Ekonomi | Mereka memiliki akses ke data perdagangan, konsumsi, dan investasi secara real-time. | Strategi lawan dapat diprediksi sebelum diterapkan, sehingga mudah dikontrakan. |
Penguasaan Perusahaan Teknologi | Raksasa teknologi berbasis di AS mengontrol aliran data global dan sistem komunikasi. | Negara yang melawan bisa dibatasi aksesnya terhadap layanan digital dan teknologi vital. |
Manipulasi Perdagangan, Tarif Balasan & Retaliasi | Amerika dapat menaikkan tarif impor terhadap negara lawan dengan alasan politik. | Produk negara lawan kehilangan daya saing di pasar Amerika dan global. |
Insentif ke Negara Sekutu | Amerika bisa memberi tarif lebih rendah atau subsidi kepada negara sahabat. | Negara yang melawan jadi semakin terisolasi dalam perdagangan global. |
Hambatan Non-Tarif | Regulasi baru, embargo, dan pembatasan ekspor dapat diberlakukan secara mendadak. | Negara lawan mengalami kesulitan menjual produknya ke pasar internasional. |
Pengaruh Nilai Tukar, Dominasi Dolar | Sebagian besar perdagangan global masih berbasis dolar. kecuali BRICS+ | Negara lawan sulit beralih ke mata uang lain tanpa mengorbankan stabilitas ekonominya. |
Manipulasi Kurs Mata Uang | Amerika dapat memperlemah atau memperkuat dolar sesuai kepentingan mereka. | Negara yang terlalu bergantung pada dolar bisa mengalami inflasi atau deflasi mendadak. |
Capital Flight | AS bisa menekan investor global untuk menarik modal dari negara lawan. alasan yang sama kenapa Malaysia tidak di terima BRICS | Perekonomian negara yang ditargetkan bisa mengalami kepanikan dan krisis likuiditas. |
Sanksi & Isolasi Ekonomi, Blokade Finansial | Amerika bisa melarang transaksi perbankan dengan negara tertentu. | Negara lawan kesulitan mengakses pembiayaan internasional untuk impor dan ekspor. |
Tekanan terhadap Korporasi | Perusahaan multinasional bisa dipaksa menghentikan bisnis di negara lawan. | Investasi asing menurun drastis dan lapangan kerja bisa terdampak. |
Sanksi Sekunder | Negara atau perusahaan yang berhubungan dengan negara lawan bisa dikenai hukuman. | Negara yang ingin tetap berbisnis dengan negara lawan jadi takut terkena sanksi AS. |
Stabilitas Politik & Sosial, Destabilisasi Ekonomi | AS bisa memicu ketidakstabilan ekonomi dengan menciptakan krisis buatan. | Kepercayaan terhadap pemerintah menurun dan protes sosial bisa meningkat. |
Intervensi Politik | Amerika bisa mendukung oposisi atau kelompok tertentu di negara lawan. | Tekanan internal meningkat, memperlemah posisi negara dalam perang tarif. |
Propaganda Media | Media internasional dapat dikendalikan untuk membentuk opini negatif. | Masyarakat dan investor global lebih percaya narasi yang menguntungkan AS. |
Lewat info ini menunjukkan bagaimana Amerika, dengan sistem terpusatnya, dapat mengontrol berbagai aspek ekonomi global untuk mempertahankan dominasinya dan merespons perang tarif dengan cara yang lebih efektif dibandingkan lawannya, selama negara tersebut tetap Menggunakan System Price Stability berbasis Holder dan Saver, semua Negara seharusnya sudah tau akan hal ini, namun bisa saja Pura-Pura tidak tau untuk Membuat Rakyat mereka berfikir bahwa negara nya telah kalah melawan perang dagang Amerika.
Solusi terhadap masalah dalam perang tarif melawan Amerika berdasarkan konsep System Stability Settlement yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan, pemerataan akses ekonomi, dan pertumbuhan sektor riil;
Jenis Kartu Perlawanan | Solusi Kebijakan | Tujuan |
---|---|---|
Kontrol Data & Informasi, Sistem Keuangan Global | Mengembangkan sistem pembayaran alternatif berbasis Local Currency Settlement (LCS) dan Direct Settlement | Mengurangi ketergantungan pada SWIFT dan dolar dalam perdagangan internasional |
Jaringan Big Data Ekonomi | Membangun jaringan data ekonomi berbasis blockchain & AI desentralisasi | Meningkatkan transparansi dan mengurangi dominasi data oleh satu negara |
Penguasaan Perusahaan Teknologi | Mengembangkan sovereign cloud dan pusat data nasional untuk penyimpanan data mandiri | Mengurangi kontrol korporasi asing atas data ekonomi dan perdagangan |
Manipulasi Perdagangan, Tarif Balasan & Retaliasi | Memperluas perjanjian perdagangan bilateral berbasis mata uang lokal | Menghindari dampak tarif AS dengan transaksi langsung antarnegara |
Insentif ke Negara Sekutu | Membentuk aliansi perdagangan berbasis fair trade dan keunggulan komparatif | Memperkuat jaringan perdagangan dengan negara yang memiliki kepentingan sama |
Hambatan Non-Tarif | Diversifikasi ekspor ke pasar alternatif di Asia, Afrika, dan Amerika Latin | Mengurangi ketergantungan terhadap pasar yang dikendalikan oleh AS |
Pengaruh Nilai Tukar, Dominasi Dolar | Meningkatkan penggunaan Local Currency Transaction (LCT) dalam perdagangan regional | Mengurangi dominasi dolar dan memperkuat nilai mata uang lokal |
Manipulasi Kurs Mata Uang | Memperkuat cadangan emas & mata uang komoditas untuk stabilitas moneter | Menjaga nilai tukar tetap kuat tanpa harus tergantung pada dolar |
Capital Flight | Mendorong investasi berbasis aset riil seperti industri manufaktur & pertanian | Mengurangi dampak spekulasi dan aliran modal yang tidak stabil |
Sanksi & Isolasi Ekonomi, Blokade Finansial | Menggunakan sistem pembayaran alternatif seperti CIPS (China’s Interbank Payment System) atau mata uang digital nasional | Memastikan transaksi tetap berjalan meskipun terkena sanksi keuangan |
Tekanan terhadap Korporasi | Mendorong kemandirian industri strategis dan membangun rantai pasokan lokal | Mengurangi ketergantungan pada perusahaan asing yang rentan terhadap tekanan AS |
Sanksi Sekunder | Mengembangkan zona perdagangan bebas berbasis kerjasama antarnegara Global South | Meningkatkan fleksibilitas ekonomi tanpa terpengaruh sanksi sekunder |
Stabilitas Politik & Sosial, Destabilisasi Ekonomi | Memperkuat ekonomi berbasis sektor riil dengan sistem productive capital investment | Menghindari ketergantungan pada sektor keuangan spekulatif yang rentan krisis |
Intervensi Politik | Meningkatkan diplomasi ekonomi berbasis kerja sama pembangunan (Belt and Road Initiative, Global Gateway, dll) | Memperkuat hubungan politik dan ekonomi dengan negara mitra strategis sesuai kemampuan ekonomi negara mitra |
Propaganda Media | Membangun media independen dan platform digital lokal berbasis komunitas | Mengurangi dominasi narasi yang dikendalikan oleh media barat |
Pendekatan System Stability Settlement berfokus pada;
- Desentralisasi sistem keuangan agar tidak bergantung pada dolar atau sistem pembayaran AS.
- Meningkatkan perdagangan berbasis mata uang lokal melalui LCS dan LCT untuk mengurangi ketergantungan pada dolar.
- Memperkuat sektor riil dan investasi produktif untuk menghindari krisis akibat spekulasi dan manipulasi pasar.
- Membangun aliansi perdagangan alternatif agar tidak mudah ditekan melalui sanksi atau hambatan non-tarif.
- Mengembangkan kemandirian teknologi & data ekonomi untuk mencegah dominasi informasi oleh pihak asing.
Dengan pendekatan ini, perang tarif bisa dilawan secara sistematis tanpa bergantung pada mekanisme yang dikuasai oleh elit global.
Pengenalan Konsep dan Komponen System Stability Settlement
Dalam Konsep System Stability Settlement, sistem berfokus pada menciptakan keseimbangan dan stabilitas dalam sistem ekonomi global dengan mengutamakan mata uang lokal dalam perdagangan dan transaksi internasional. Dalam sistem ini, negara-negara berusaha mengurangi ketergantungan mereka pada mata uang dominan seperti dolar atau euro, yang sering digunakan dalam transaksi global. Sebagai gantinya, mereka menggunakan mata uang mereka sendiri untuk menyelesaikan transaksi, yang tidak hanya mengurangi biaya transaksi tetapi juga memberikan kontrol lebih besar atas ekonomi domestik.
Salah satu aspek utama dari sistem ini adalah “Local Currency Settlement (LCS)”, di mana negara dapat melakukan transaksi internasional menggunakan mata uang lokal, alih-alih mata uang global. Hal ini memungkinkan sebuah negara untuk mengurangi dampak fluktuasi nilai tukar dan menciptakan lebih banyak stabilitas bagi perekonomian mereka.
Selain itu, ada juga konsep “Local Currency Trade (LCT)”, yang lebih memfasilitasi perdagangan antar negara menggunakan mata uang lokal. Dengan menggunakan mata uang lokal dalam perdagangan antar negara, negara-negara bisa menghindari ketergantungan pada mata uang asing dan menjaga lebih banyak kontrol terhadap perdagangan mereka sendiri.
Sementara itu, “Direct Settlement” adalah konsep lain yang memungkinkan negara untuk melakukan transaksi langsung dengan negara lain tanpa perantara mata uang asing. “Ini memungkinkan negara untuk mengurangi biaya transaksi internasional dan menghindari ketergantungan pada mata uang dominan yang seringkali menjadi faktor volatilitas.”
Dengan menggunakan sistem ini, negara-negara bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan dengan memperkuat sektor-sektor riil seperti infrastruktur dan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Program-program seperti pembiayaan proyek infrastruktur lokal dan pemberian akses kredit untuk sektor riil menjadi lebih mudah diterapkan, yang akhirnya membantu menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pada akhirnya, sistem ini bertujuan untuk menciptakan pemerataan akses ekonomi, mengurangi ketergantungan pada kebijakan moneter global, dan memastikan bahwa negara-negara memiliki lebih banyak kendali atas ekonomi mereka sendiri. “Sistem ini juga membantu meningkatkan inklusi keuangan, memberikan kesempatan lebih banyak bagi individu dan bisnis untuk berpartisipasi dalam perekonomian global.”
Berikut ini adalah penjelasan tentang penerapan System Stability Settlement yang berfokus pada pemulihan stabilitas ekonomi, pemereataan akses ekonomi, dan pertumbuhan sektor riil. Info dalam Tabel ini mencakup komponen utama ekonomi LCS (Local Currency Settlement), LCT (Local Currency Trade), dan Direct Settlement;
Kategori | Mekanisme | Tujuan |
---|---|---|
Stabilitas Keuangan Global, a. Local Currency Settlement (LCS) | Menggunakan mata uang lokal dalam penyelesaian transaksi internasional | Mengurangi ketergantungan pada mata uang dominan seperti Dolar atau Euro |
b. Local Currency Trade (LCT) | Memperkenalkan skema perdagangan menggunakan mata uang lokal antar negara | Meningkatkan kemandirian ekonomi negara-negara berkembang |
c. Direct Settlement | Menyelesaikan transaksi internasional tanpa menggunakan mata uang pihak ketiga | Menurunkan biaya transaksi dan memperkuat ekonomi domestik |
Pertumbuhan Ekonomi Riil a. Pembiayaan Proyek Infrastruktur Lokal | Meningkatkan investasi dalam proyek infrastruktur menggunakan mata uang lokal | Mendorong pembangunan sektor riil dan meningkatkan lapangan kerja |
b. Peningkatan Akses Kredit Lokal | Memperluas akses kredit untuk UMKM melalui lembaga keuangan lokal | Memperkuat sektor UMKM dan meningkatkan daya beli masyarakat |
c. Kolaborasi Sektor Publik dan Swasta | Kemitraan antara pemerintah dan swasta dalam pembangunan ekonomi berbasis sektor riil | Mempercepat pembangunan ekonomi dan meningkatkan efisiensi sektor riil |
Inklusi Ekonomi, a. Digitalisasi Pembayaran dan Perbankan | Menyediakan platform pembayaran dan perbankan digital berbasis mata uang lokal | Memperluas inklusi keuangan dan meningkatkan akses ekonomi untuk masyarakat luas |
b. Penguatan Sistem Pembayaran Domestik | Memperkenalkan sistem pembayaran yang efisien dan murah menggunakan mata uang lokal | Meningkatkan efisiensi transaksi ekonomi domestik dan internasional |
c. Kebijakan Subsidi dan Bantuan Sosial | Memberikan subsidi berbasis mata uang lokal untuk kebutuhan dasar masyarakat | Menurunkan tingkat kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan sosial |
Kontrol Perdagangan, a. Pengaturan Tarif Perdagangan Lokal | Menetapkan tarif yang menguntungkan perdagangan dalam mata uang lokal antar negara | Mendorong perdagangan antar negara tanpa intervensi mata uang dominan |
b. Kerjasama Perdagangan Multilateral | Memperkuat kerja sama perdagangan antar negara-negara dengan menggunakan mata uang lokal | Mengurangi ketergantungan pada mata uang asing dan memperkuat ekonomi negara-negara kecil |
c. Kebijakan Proteksi Ekonomi Lokal | Mengimplementasikan kebijakan proteksionisme yang mengutamakan produk lokal dalam perdagangan internasional | Melindungi industri domestik dan menciptakan lapangan kerja |
Kontrol Kebijakan Fiskal, a. Pajak dan Subsidi Berbasis Ekonomi Lokal | Mengoptimalkan sistem pajak dan subsidi untuk mendukung sektor lokal melalui mata uang domestik | Meningkatkan daya beli masyarakat dan menciptakan stabilitas harga barang |
b. Utang Pemerintah yang Berbasis Mata Uang Lokal | Memungkinkan negara untuk mengeluarkan utang dalam mata uang lokal untuk membiayai proyek pembangunan | Mengurangi ketergantungan pada pinjaman internasional dan meningkatkan kapasitas fiskal negara |
c. Pengelolaan Utang Publik dan Investasi | Menyusun kebijakan untuk menjaga keseimbangan utang dan investasi yang menguntungkan ekonomi lokal | Memastikan keberlanjutan fiskal negara dan mengurangi beban utang luar negeri |
Kesejahteraan Sosial, a. Program Jaminan Sosial Berbasis Mata Uang Lokal | Mengembangkan program jaminan sosial yang dapat diakses dengan menggunakan mata uang lokal | Meningkatkan kesejahteraan sosial dan memberikan perlindungan ekonomi bagi kelompok rentan |
b. Penyuluhan Ekonomi dan Literasi Keuangan | Program pendidikan tentang pengelolaan keuangan domestik dengan mata uang lokal | Meningkatkan kesadaran ekonomi dan membantu masyarakat untuk membuat keputusan keuangan yang bijaksana |
c. Pengentasan Kemiskinan melalui Pendanaan Mikro | Penyediaan pendanaan mikro yang memungkinkan akses ke modal untuk usaha kecil dan menengah | Mengurangi kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja di sektor informal |
Penjelasan Tujuan dan Komponen Sistem:
- Local Currency Settlement (LCS), Sistem ini mengurangi ketergantungan negara pada mata uang asing dengan menggunakan mata uang lokal dalam transaksi internasional. Hal ini dapat memberikan kebebasan lebih pada negara-negara berkembang untuk menjaga kedaulatan ekonomi mereka dan mengurangi dampak fluktuasi mata uang global.
- Local Currency Trade (LCT), Dengan perdagangan yang menggunakan mata uang lokal, negara-negara dapat meningkatkan hubungan ekonomi antar negara tanpa terlalu terpengaruh oleh perubahan nilai tukar mata uang besar. Ini memungkinkan negara-negara berkembang untuk lebih independen dalam perdagangan internasional.
- Direct Settlement, Transaksi langsung antar negara tanpa perantara mata uang dominan memberikan kontrol lebih besar terhadap stabilitas mata uang negara tersebut sesuai kebutuhan, serta mengurangi biaya dan risiko nilai tukar.
Dengan menerapkan sistem ini, negara dapat mengurangi ketergantungan pada mata uang asing yang seringkali digunakan dalam perdagangan global, mengurangi biaya transaksi, dan memperkuat ekonomi domestik serta sektor riil. “Pada gilirannya, kebijakan ini bisa membantu mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, menciptakan lapangan kerja, dan memberikan akses yang lebih baik bagi semua lapisan masyarakat terhadap peluang ekonomi.”
Kerugian Menerapkan Holder dan Saver dalam Sistem Keuangan Saat ini
Definisi | Kerugian Utama | Penyebab | Dampak Jangka Panjang |
---|---|---|---|
Holder (Pemegang Aset dalam Mata Uang) Pihak yang menyimpan atau menahan aset dalam bentuk mata uang tertentu untuk transaksi atau cadangan devisa. | 1. Devaluasi Mata Uang, Jika mata uang melemah akibat inflasi atau capital flight, nilai aset menurun drastis. 2. Risiko Geopolitik & Moneter, Ketergantungan pada USD atau mata uang fiat lain membuat holder rentan terhadap kebijakan luar negeri dan kenaikan suku bunga. 3. Terjebak dalam Sistem Fiat, Jika bank sentral mitra mencetak uang secara berlebihan, pemegang mata uangnya mengalami kerugian nilai. | – Capital Flight USD menyebabkan depresiasi mendadak. – Inflasi dan kebijakan moneter negara mitra. – Manipulasi pasar oleh negara pencetak mata uang (misalnya, AS dengan QE). | – Kehilangan daya beli yang signifikan. – Risiko krisis likuiditas. – Ketidakstabilan nilai tukar dan perhitungan cadangan devisa. |
Saver (Penyimpan Dana dalam Mata Uang atau Instrumen Keuangan) Pihak yang menyimpan aset dalam bentuk tabungan atau investasi berbunga (deposito, obligasi, dll.). | 1. Inflasi Menggerus Nilai Tabungan, Suku bunga rendah tidak cukup mengimbangi inflasi. 2. Kebijakan Moneter Mengurangi Keuntungan, Negara bisa menurunkan suku bunga, mengurangi imbal hasil tabungan. 3. Risiko Gagal Bayar, Jika obligasi atau surat utang negara mitra mengalami tekanan ekonomi, nilai investasinya bisa turun atau tidak dibayar kembali. | – Bank sentral menurunkan suku bunga untuk merangsang investasi. – Negara mitra mengalami resesi, sehingga investasi atau surat utang anjlok. – Pencetakan uang berlebih menyebabkan depresiasi nilai tabungan. | – Daya beli menurun meskipun nominal tabungan tetap. – Imbal hasil investasi lebih rendah dari laju inflasi. – Kehilangan aset akibat default atau kebangkrutan mitra investasi. |
Baik holder maupun saver dalam sistem berbasis mata uang fiat sangat rentan terhadap manipulasi moneter, inflasi, dan kebijakan ekonomi global. Dalam System Stability Settlement solusi utamanya adalah:
- Memegang aset berbasis nilai riil (emas, komoditas, aset produktif) untuk menghindari devaluasi.
- Membatasi jumlah mata uang mitra yang dipegang sesuai dengan ekonomi riil mitra, bukan berdasarkan total pertumbuhan ekonominya.
- Diversifikasi aset cadangan agar tidak bergantung hanya pada satu mata uang atau sistem perbankan global yang bisa dimanipulasi.
Pentingnya Sistem Ekonomi Berbasis Ekonomi Riil
Pendekatan | Definisi | Alasan Harus Berbasis Ekonomi Riil | Manfaat bagi Stabilitas Ekonomi |
---|---|---|---|
Local Currency Settlement (LCS) | Penyelesaian transaksi perdagangan antar negara menggunakan mata uang lokal masing-masing tanpa perlu konversi ke USD. | – Mengurangi ketergantungan pada USD dan risiko capital flight. – Mencegah volatilitas akibat fluktuasi nilai tukar USD. – Memungkinkan nilai tukar lebih mencerminkan ekonomi riil. | – Mengurangi biaya transaksi karena tidak perlu konversi ganda. – Stabilitas nilai tukar yang lebih baik. – Menghindari risiko inflasi impor akibat pelemahan USD. |
Local Currency Trade (LCT) | Perdagangan bilateral atau multilateral menggunakan mata uang lokal sebagai alat tukar, bukan mata uang asing seperti USD atau EUR. | – Memastikan transaksi mencerminkan kemampuan ekonomi domestik. – Meminimalisir risiko depresiasi akibat ketidakseimbangan supply-demand USD. – Mencegah manipulasi nilai tukar oleh negara pencetak USD. | – Meningkatkan daya saing industri lokal. – Memastikan perdagangan lebih berkelanjutan dan mandiri. – Menurunkan risiko spekulasi mata uang asing. |
Direct Settlement | Mekanisme pembayaran langsung antara dua negara tanpa melalui mata uang ketiga seperti USD. | – Mengurangi intervensi eksternal terhadap nilai tukar. – Memungkinkan sistem perdagangan lebih berorientasi pada ekonomi riil, bukan spekulasi nilai mata uang asing. – Meningkatkan transparansi dalam perdagangan. | – Mengurangi tekanan pada cadangan devisa. – Memastikan nilai mata uang lebih stabil. – Mendorong pertumbuhan ekonomi yang berbasis produksi dan nilai riil, bukan sekadar aliran modal spekulatif. |
Ekonomi yang berbasis ekonomi riil menghindari ketergantungan pada mata uang fiat yang bisa dimanipulasi. Pendekatan LCS, LCT, dan Direct Settlement memastikan transaksi lebih mencerminkan nilai ekonomi sebenarnya, mengurangi risiko spekulasi dan inflasi akibat manipulasi moneter global.
Pemahaman Komponen Index Dolar
Komponen Indeks Dolar AS (U.S. Dollar Index – DXY) beserta bobot masing-masing mata uang penyusunnya, Artinya Bagi Mata uang Berikut, Porsi Penyimpanan Valas tidak boleh melebihi Besaran Bobot, berhubung Mata uang tersebut masih berkaitan degan Inflow dan Outflow Dolar yang dapat mempengaruhi Inflasi pada pemegang mata uang tersebut, seperti Euro yang mana memiliki porsi besar ketergantungan pada dolar yakni 57.6% sehingga menerima Euro sama dengan menerima dolar.
Mata Uang | Kode | Bobot (%) | Keterangan |
---|---|---|---|
Euro | EUR | 57.6% | Mata uang utama di zona Euro, memiliki pengaruh terbesar dalam DXY. |
Yen Jepang | JPY | 13.6% | Mata uang utama Asia yang sering menjadi aset safe-haven. |
Poundsterling Inggris | GBP | 11.9% | Mata uang Inggris, memiliki pengaruh besar dalam ekonomi global. |
Dolar Kanada | CAD | 9.1% | Mata uang utama di Amerika Utara, dipengaruhi oleh harga minyak. |
Krona Swedia | SEK | 4.2% | Mata uang dari ekonomi Eropa yang stabil dengan sektor industri yang kuat. |
Franc Swiss | CHF | 3.6% | Mata uang safe-haven yang dipengaruhi oleh kebijakan moneter Swiss. |
- Bobot terbesar ada pada Euro (57.6%), sehingga pergerakan DXY sangat dipengaruhi oleh nilai tukar EUR/USD.
- Yen dan Poundsterling, juga memainkan peran penting, mencerminkan kekuatan ekonomi Asia dan Eropa.
- DXY tidak mencakup mata uang negara berkembang, seperti Yuan China atau Peso Meksiko, meskipun keduanya berpengaruh dalam perdagangan global.
Indeks Dolar digunakan sebagai alat ukur kekuatan USD terhadap enam mata uang utama dunia dan sering menjadi acuan dalam analisis pasar global serta kebijakan moneter AS.
Strategi Negara dengan Sistem Stability Settlement untuk Menghindari USD (Capital Flight Mitigation)
Jika suatu negara masih memiliki “cadangan devisa berbasis USD sebesar 70%,” maka negara yang menerapkan “System Stability Settlement” harus memiliki strategi untuk mengurangi risiko terhadap “manipulasi dolar, capital flight, dan ketergantungan terhadap ekonomi AS.” saat Menerima Mata uang suatu Negara yang mana ketergantungan mereka pada USD atau Euro nya masih tinggi.
“Strategi ini diperlukan, untuk menjamin bahwa mata uang lokal yang mereka terima dari Negara Mitra benar-benar mencerminkan nilai ekonomi nyata negara tersebut, yang mana bebas risiko dari Capital flight.”
Solusi System Stability Settlement untuk Menghindari Risiko Capital Flight USD & Devaluasi Mata Uang Mitra sebagai contoh kasus di bawah ini;
- Pertumbuhan Ekonomi Palsu akibat Capital Flow USD
- Jika 70% pertumbuhan ekonomi mitra berasal dari capital flow USD, maka ekonomi riilnya hanya 30%. misal negara tersebut tergantung dengan Utang atau investasi langsung berbasis USD.
- Ketika terjadi capital flight USD (misalnya akibat kenaikan suku bunga AS), maka pertumbuhan ekonomi mitra akan turun drastis dan hanya tersisa ekonomi riilnya.
- Akibatnya, mata uang mitra akan melemah, dan negara dengan sistem stability settlement yang memegang mata uang tersebut akan ikut mengalami penurunan nilai aset cadangannya dari mata uang mitra yang di simpan nya.
- Mata Uang Mitra Bisa Kehilangan Nilai Saat USD Keluar
- Jika negara system stability settlement menyimpan mata uang mitra misal 70% pertumbuhannya berasal dari USD, maka ada risiko besar uang tersebut akan kehilangan nilainya saat capital flight terjadi misalkan mata uang mitra yang di terima 50% dari pertumbuhan, sementara yang mencerminkan pertumbuhan yang sesungguhnya hanya 30% yang mana 20% nya akan berdampak inflasi yang akan merugikan pemegang mata uang negara mitra.
- Itulah kenapa Negara dengan system stability settlement harus membatasi jumlah mata uang mitra yang diterimanya sesuai dengan ekonomi riilnya, bukan berdasarkan total pertumbuhan ekonomi mitra.
Faktor Ekonomi | Solusi | Penjelasan Strategi |
---|---|---|
Pertumbuhan Ekonomi Mitra | Harus dihitung berdasarkan ekonomi riil, bukan total PDB | Negara system stability settlement hanya menerima mata uang mitra dalam jumlah yang mencerminkan ekonomi riilnya |
Cadangan Devisa USD Mitra | Periksa proporsi USD dalam pertumbuhan ekonomi mitra | Jika 70% ekonomi mitra berasal dari USD, maka System stability settlement hanya menerima mata uang mitra sebesar 30% dari nilai transaksi |
Capital Flight USD | Hanya pegang mata uang mitra sesuai dengan ekonomi riilnya | Jika ekonomi riil mitra hanya 30%, maka hanya simpan maksimal 30% mata uang mitra |
Devaluasi Mata Uang Mitra | Gunakan emas/komoditas sebagai penyeimbang nilai | Negara System Stability Settlement harus memastikan sebagian besar cadangan tidak hanya berupa mata uang fiat tetapi juga aset riil |
Keamanan Penyimpanan Mata Uang Mitra | Hanya simpan nilai tukar mata uang mitra yang stabil ekonominya, bukan nilai tukarnya | Negara System Stability Settlement bisa menggunakan kontrak nilai tukar tetap atau settlement berbasis emas |
Rekomendasi Final untuk Negara System Stability Settlement
- Jangan menyimpan lebih dari ekonomi riil mitra dalam bentuk mata uangnya
- Jika pertumbuhan ekonomi mitra 70% berasal dari USD, maka hanya terima 30% mata uang mitra.
- Sisanya harus dikonversi ke emas, komoditas, atau mata uang lain yang lebih stabil.
- Gunakan sistem settlement berbasis komoditas atau nilai riil
- Jangan hanya menerima mata uang fiat mitra, tetapi pastikan ada cadangan emas atau aset nyata untuk menjamin stabilitasnya.
- Hindari transaksi berbasis likuiditas sementara
- Jangan terima mata uang mitra jika pertumbuhannya hanya berbasis investasi USD yang bisa keluar kapan saja.
- Hanya gunakan mata uang mitra yang mencerminkan sektor produktif dan ekonomi riil.
Dengan strategi ini, negara yang menerapkan System Stability Settlement tidak akan mengalami kerugian akibat devaluasi mendadak mata uang mitra saat capital flight USD terjadi.
.(red)