Seputaremas.co.id | 30 September 2024 Jakarta – Mungkin anda baru mendengar Istilah Konsep Menabung Nilai? Menabung Nilai merujuk pada praktik menyimpan kekayaan dalam bentuk aset yang dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan nilainya seiring berjalan nya waktu. Tujuannya adalah untuk melindungi daya beli dari efek inflasi dan ketidakstabilan ekonomi.
Dalam konsep ini, nilai ditabung dalam bentuk barang atau instrumen yang dianggap stabil seperti emas, perak, properti, atau bahkan komoditas lainnya yang bahkan termasuk dalam kategori kebutuhan konsumsi, Lalu bagaimana itu dapat di Tabung?
Seperti kita tau Emas dan Perak, Keduanya telah lama digunakan sebagai penyimpan nilai karena kestabilannya terhadap inflasi dan kemampuannya untuk mempertahankan nilai di berbagai kondisi ekonomi. Properti, Tanah atau bangunan juga cenderung meningkat nilainya dari waktu ke waktu, yang menjadikannya bentuk lain dari sebuah tabungan nilai, namun yang mungkin dirasa kurang Lumrah dan baru kita dengar adalah, Ada Konsep Menabung Hasil Ekonomi?
Contoh sederhana Konsep Menabung Nilai
Menabung beras, adalah konsep menabung yang dilakukan dalam bentuk komoditas beras, yang merupakan salah satu kebutuhan pokok dan konsumsi. Dalam masyarakat agraris, terutama di pedesaan atau komunitas berbasis pertanian, menabung beras merupakan bentuk tradisional dari pengelolaan kekayaan. Menyimpan beras berarti memastikan ketersediaan pangan di masa depan, terutama di musim-musim sulit atau ketika harga beras naik.
Fungsi dan Kegunaan Menabung Beras:
- Ketahanan pangan: Menyimpan beras memberikan jaminan ketersediaan bahan makanan, terutama dalam kondisi krisis atau gagal panen.
- Hedging terhadap inflasi pangan: Harga beras bisa naik seiring waktu, sehingga menabung beras bisa dianggap sebagai cara untuk melindungi nilai dari kenaikan harga di masa depan.
- Alat untuk barter: Dalam beberapa komunitas, beras bisa juga berfungsi sebagai alat tukar atau barter dengan komoditas lain karena beras cenderung memiliki permintaan yang stabil bahkan naik dari waktu ke waktu.
Menabung beras adalah contoh konkrit dari konsep menabung nilai dalam konteks agraris, sementara menabung emas atau aset lainnya merupakan bagian dari konsep yang lebih luas dalam ekonomi modern untuk melindungi kekayaan dari erosi nilai.
Contoh Implementasi Menabung Beras dalam Sistem Kredit Sosial Ekonomi Desa
Di sebuah desa, diterapkan Sistem Kredit Sosial Ekonomi, di mana hasil komoditas pertanian dapat ditabung oleh warga melalui komunitas desa yang bertugas mengelola ekonomi desa. Pada musim panen padi di musim semi, misalnya, petani A memiliki hasil panen yang melebihi kebutuhan konsumsi pribadinya. Alih-alih menjual hasil panennya, petani A memilih untuk menabungkan sebagian dari panennya dalam bentuk beras ke badan pengelola desa yang menggunakan sistem kredit sosial ekonomi.
Petani A menabungkan 100 kg beras pada saat harga beras di pasaran adalah Rp 14.000 per kilogram. Jadi, nilai tabungannya senilai 100Kg Beras, bila dalam nilai uang setara Rp 1.400.000. Setelah beberapa bulan berlalu (sekitar 3-4 bulan), harga beras di pasar naik menjadi Rp 16.000 per kilogram. Petani A merasa beruntung karena telah menabungkan berasnya. Jika dia harus membeli kembali 100 kg beras pada saat harga sudah naik, dia akan membutuhkan Rp 1.600.000, yang berarti dia harus membayar Rp 200.000 lebih mahal dibandingkan harga saat dia menabungkan berasnya.
Ketika petani A mengambil kembali tabungannya, dia tidak menerima beras yang sama dengan yang dia tabungkan, melainkan beras dari petani lain dengan kualitas dan jenis yang sama. Dengan demikian, kualitas beras yang diterimanya tetap terjaga meskipun sudah berlalu beberapa bulan.
Dalam sistem ini, yang disebut sebagai Stability Settlement, komoditas yang dapat ditabung meliputi berbagai hasil pertanian lokal seperti jagung pipilan, beras super, kacang hitam kering, bawang merah kering, cabai rawit kering, dan komoditas lain yang permintaannya stabil di pasar. Komoditas dengan permintaan yang tetap dan stabil menjadi prioritas dalam sistem ini, sehingga pengelola tidak kesulitan dalam mengelola pasokan dan permintaan.
Dalam konsep ini, mereka yang menjadi anggota komunitas ekonomi desa dapat menabung hasil komoditas mereka dan mengambil kembali nilai ekonomi yang setara kapan saja. Anggota juga dapat mengajukan pinjaman komoditas, tetapi hanya komoditas yang pasokannya cukup yang diterima untuk ditabung, sementara komoditas dengan pasokan melimpah hanya dapat digunakan sebagai jaminan pinjaman.
Namun, tidak semua orang dapat meminjam hasil ekonomi. Hanya anggota yang sudah memiliki minimal satu jenis komoditas yang dapat mereka hasilkan sendiri tanpa harus membelinya yang diizinkan untuk meminjam. Pinjaman harus dibayar kembali dalam bentuk komoditas yang setara dengan jumlah yang dipinjam serta sesuai dengan yang Mereka dapat hasilkan tanpa harus membelinya. (red)