Seputaremas.co.id | 25 September 2024 Jakarta – Bitcoin bekerja menggunakan teknologi blockchain, yaitu ‘buku besar digital’ yang mencatat semua transaksi. Setiap transaksi dikelompokkan dalam blok, yang kemudian diverifikasi oleh jaringan komputer (node) melalui proses yang disebut mining. Para penambang menyelesaikan masalah matematika kompleks untuk menambahkan blok baru ke rantai, dan sebagai imbalan, mereka mendapatkan Bitcoin. Keamanan dijaga melalui kriptografi, dan sistem ini terdesentralisasi, artinya tidak ada otoritas pusat yang mengontrolnya.
Struktur dan Fungsi Blockchain
Blockchain adalah buku besar digital terdesentralisasi yang mencatat semua transaksi Bitcoin. Setiap blok di dalam blockchain berisi sejumlah transaksi dan memiliki tiga komponen utama:
Data Transaksi, Informasi tentang transaksi yang terjadi, termasuk pengirim, penerima, dan jumlah Bitcoin yang ditransfer.
Hash Blok, Setiap blok memiliki kode unik (hash) yang dihasilkan dari data dalam blok tersebut. Hash ini mengamankan blok dan memastikan integritas data.
Hash Blok Sebelumnya, Setiap blok juga menyertakan hash dari blok sebelumnya, menciptakan rantai yang tidak dapat diubah. Jika ada perubahan pada blok, hash-nya akan berubah, mempengaruhi semua blok berikutnya.
Fungsi Blockchain:
- Desentralisasi: Tidak ada satu pihak yang mengontrol blockchain; semua node dalam jaringan memiliki salinan yang sama.
- Transparansi: Setiap transaksi dapat dilihat oleh siapa saja, meningkatkan akuntabilitas.
- Keamanan: Menggunakan kriptografi untuk mengamankan transaksi dan mencegah penipuan.
Proses dan Cara Kerja Mining untuk Mendapat Bitcoin
Mining adalah proses di mana transaksi Bitcoin diverifikasi dan ditambahkan ke blockchain. langkah-langkah utama dalam proses mining, adalah sebagai berikut.
Pengumpulan Transaksi, Ketika pengguna mengirim Bitcoin, transaksi tersebut diumumkan ke jaringan. Transaksi yang belum terkonfirmasi akan dikumpulkan dalam mempool (kolam transaksi).
Membentuk Blok, Para penambang (miners) mengambil transaksi dari mempool dan menggabungkannya menjadi satu blok. Blok ini berisi data transaksi, hash blok sebelumnya, dan informasi lainnya.
Penyelesaian Masalah Matematika, Untuk menambahkan blok ke blockchain, penambang harus menyelesaikan masalah matematika kompleks yang disebut proof-of-work. Ini melibatkan pencarian hash yang memenuhi kriteria tertentu (misalnya, memiliki sejumlah nol di depan).
Verifikasi dan Penambahan Blok, Setelah seorang penambang berhasil menemukan hash yang valid, mereka mengumumkan blok baru ke jaringan. Node lain memverifikasi bahwa transaksi dalam blok valid dan bahwa penambang telah menyelesaikan proof-of-work dengan benar. Jika semua validasi berhasil, blok ditambahkan ke blockchain.
Imbalan Penambang, Sebagai imbalan atas upaya mereka, penambang menerima sejumlah Bitcoin baru yang dihasilkan (block reward) serta biaya transaksi dari transaksi yang ada dalam blok.
Mengapa Proses Mining Penting?
Keamanan Jaringan, Mining membantu menjaga keamanan dan integritas blockchain. Dengan menambahkan kesulitan dalam memproses blok, jaringan menjadi lebih tahan terhadap serangan.
Desentralisasi, Karena Tidak ada otoritas pusat yang mengontrol proses mining, sehingga menciptakan sistem yang lebih adil dan transparan.
Jika tidak ada mining yang terjadi, transaksi Bitcoin tidak akan dapat diverifikasi atau ditambahkan ke blockchain beberapa implikasi dan konsekuensi jika mining tidak ada akan berdampak pada :
Tidak Ada Verifikasi Transaksi, Tanpa mining, tidak ada proses untuk memverifikasi transaksi. Ini akan membuat jaringan rentan terhadap penipuan, seperti double spending, di mana pengguna dapat mencoba menghabiskan Bitcoin yang sama lebih dari sekali.
Kehilangan Keamanan, Mining memberikan lapisan keamanan penting untuk blockchain. Tanpa penambang yang berkompetisi untuk menambahkan blok, blockchain akan menjadi lebih mudah untuk diserang atau dimanipulasi.
Tidak Ada Penambahan Blok Baru, Tanpa mining, blok baru tidak dapat ditambahkan ke rantai, yang berarti tidak ada pembaruan untuk status saldo pengguna atau transaksi yang baru dilakukan.
Tidak Ada Imbalan untuk Penambang, Mining memberikan insentif kepada penambang dengan imbalan Bitcoin baru dan biaya transaksi. Tanpa mining, tidak ada cara untuk menciptakan Bitcoin baru, yang pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan jaringan.
Potensi untuk Sentralisasi, Jika verifikasi transaksi tidak dilakukan secara terdesentralisasi, mungkin akan muncul entitas tunggal yang mengontrol seluruh proses, merusak filosofi dasar Bitcoin sebagai mata uang terdesentralisasi.
Secara keseluruhan, mining adalah komponen krusial dalam ekosistem Bitcoin yang menjaga integritas, keamanan, dan fungsi jaringan.
Menurut Nanan Suhendar, Seorang Market Riset dan Trader dari IMR, Bitcoin lebih di analogikan sebagai Sebuah Struktur ibaratnya yang sama dengan sebuah Tatanan sosial, yang berarti ini tidak dapat berfungsi bila tanpa adanya para Miner/Penambang, seperti halnya sebuah Alat pembayaran, apapun itu bentuknya bila tanpa adanya tatanan sosial tidak dapat bekerja dan berfungsi dengan baik.
Dibalik Inovasi dan Terobosan nya, bukan berarti Bitcoin tidak memiliki risiko, sehingga Pemahaman Decentralisasi harus di buang jauh-jauh karena masih akan ada potensi yang mana kedepan metode pembayaran ini dapat di manipulasi, seperti halnya Priode Standar Emas, Standar Dolar dan Sekarang dimana mata uang Fiat bahkan tidak memiliki standar dan jaminan Nilai apapun termasuk dolar itu sendiri, lalu bagaimana negara-negara yang selama ini menerapkan standar dolar dan mata uang dolar sebagai cadangan mata uang mereka?
Bitcoin Menurutnya hanyalah sebuah terobosan Inovasi teknologi, dibalik kesistimewaan nya tetap ada risiko bila hal tersebut tidak di dasarkan pada standar Nilai, yaitu Struktur Sosial itu sendiri, karena Mata Uang atau Nilai tukar apapun itu bentuknya, keistimewaan dari Alat Tukar/Pembayaran hanya dapat berlaku di lingkungan tatanan sosial yang Stabil dan Kuat “Bitcoin itu memang istimewa, namun dibalik keistimewaan nya, pamornya hanya naik setelah Bitcoin di Centralisasi dan di ikat dengan Harga dalam Dolar di NASDAQ, sehingga bitcoin akhirnya memiliki Harga, walau dulu pernah ada kasus orang bernama Laszlo Hanyecz, yang menghabiskan 10,000 Bitcoin untuk dua pizza” ungkapnya
“Orang tersebut tidak pernah menyesali tindakannya, karena dirinya saat itu menerapkan standar nilai pada bitcoin, bukan standar harga, bayangkan bila dirinya bekerja dan membeli 10.000 bitcoin saat ini dalam dolar kemudian menghabiskan nya untuk hanya membeli dua pizza?” ujarnya. “itulah yang membedakan standar harga dan standar nilai, kadang harga tidak selalu mencerminkan sebuah nilai dan juga sebaliknya” tutupya.
Menurutnya, Bitcoin tetaplah termasuk dalam kategori Aset “Risk on”, bila orang yang menggunakan nya, mendapatkan Bitcoin tersebut dengan cara membeli, kemudian saat harga turun dirinya mendapati kerugian dalam harga ketika menjual nya kembali, bukan seperti kasus orang bernama Laszlo Hanyecz tadi, yang mana dia sudah merasa cukup puas, karena ternyata Bitcoin yang dimilikinya dapat di belanjakan untuk dua kotak pizza dengan konsep standar nilai dimana bitcoin masih belum memiliki acaun harga saat itu. (red)