Seputaremas.co.id | 30 November 2023 – Modern Monetary Theory (MMT) atau Teori Moneter Modern adalah suatu pendekatan inovatif dalam pengelolaan perekonomian, yang dikembangkan pada era 90-an oleh pakar ekonomi seperti Profesor Bill Mitchell, Profesor Randall Wray, Stephanie Kelton, dan bankir Warren Mosler di Amerika Serikat, Landasan MMT sebenarnya merujuk pada teori ekonomi yang diusung oleh John Maynard Keynes pada era 1930-an hingga 1940-an, yang saat ini dikenal sebagai teori moneter modern. MMT menantang konsep-konsep konvensional dalam ekonomi dan mengusung gagasan bahwa pemerintah memiliki peran yang besar dalam mengendalikan masalah ekonomi, termasuk inflasi. Dalam pandangan MMT, pemerintah dapat dengan aman menghadapi defisit anggaran, tingkat inflasi yang tinggi, fluktuasi nilai tukar mata uang, dan pengeluaran besar untuk pemulihan ekonomi.
Pendukung MMT meyakini bahwa pemerintah dapat mencetak uang baru tanpa harus khawatir tentang beban utang yang berlebihan. Dalam situasi krisis ekonomi, seperti resesi, MMT berpendapat bahwa mencetak uang baru lebih baik daripada berutang pada lembaga keuangan internasional yang hanya akan menambah beban utang negara.
MMT, atau sering disebut sebagai Modern Money Theory, adalah suatu teori makroekonomi heterodoks yang menjelaskan penggunaan mata uang fiat dalam monopoli publik yang dikendalikan oleh otoritas penerbit, (umumnya bank sentral pemerintah). Teori ini merupakan evolusi dari chartalism dan kadang-kadang disebut sebagai neo-chartalism.
Para pendukung MMT mengklaim bahwa pemerintah dapat menggunakan kebijakan fiskal untuk mencapai pekerjaan penuh dengan menciptakan uang baru untuk mendanai pembelian pemerintah. Risiko utama menurut mereka adalah inflasi, yang dapat diatasi dengan menaikkan dan mengumpulkan pajak serta menerbitkan obligasi untuk mengurangi jumlah uang beredar dalam sistem.
Meskipun mendapat dukungan, MMT juga menjadi pusat perdebatan intensif. Terdapat diskusi aktif tentang kegunaan teoretisnya, aplikasi praktis, dan dampak nyata di dunia ekonomi. Efektivitas penggunaan MMT juga menjadi bahan perdebatan, bersama dengan tantangan dan risiko yang mungkin muncul dari penerapan kebijakannya.
Sebagai suatu pendekatan ekonomi yang kontroversial, MMT tetap menarik perhatian dan menjadi sumber perdebatan di kalangan ahli ekonomi, praktisi kebijakan, dan masyarakat umum. Dengan terus berkembangnya ekonomi global, pertanyaan seputar relevansi dan keberlanjutan MMT akan terus menjadi topik hangat dalam diskusi ekonomi kontemporer, bahkan setelah kondisi Geopolitik saat ini yang semakin Runcing, menjadikan MMT semakin relevan untuk di implemantasikan.
dimasa putusnya mata rantai pasokan, perang dagang dan kondisi ekonomi global yang melambat yang pastinya tidak kebal terhadap potensi peperangan, yang mana hal tersebut akan menjadikan Standar Emas Baru akhirnya di pertimbangkan kembali untuk menjaga Moneter Internasional tetap berjalan di tengah-tengah ketidak stabilan geopolitik yang sedang terjadi, Rusia yang menjadi salasatu Contohnya yang sudah tidak lagi tergantung dengan Perekonomian Barat termasuk Membuang dollar sepenuhnya setelah Terjadinya Konflik Rusia – Ukraina sebagai respon dari Penyitaan Asset Negara mereka oleh pihak Barat. (red)